Mereka ingin kata hati itu lebih mengemuka dan tetap dijalankan guna membentuk peradaban dan habitus baru rakyat DKI. Satu hal yang unik yakni mereka tak menciptakan labeling ‘musuh bersama’. Karena bagi mereka hidup politik tidak untuk menciptakan musuh, melainkan kesejahteraan bersama tanpa pilih kasih.
Kini kedua kedua kutub sedang berproses dengan logikanya masing-masing. Ini adalah drama baru yang sedang tersaji. Masih belum ada kepastian siapa dari kedua pihak itu yang akan mengakhiri sequen drama dengan senyum sumringah.
Lalu siapa penonton drama itu? Mereka adalah ‘Publik Diluar Jakarta’. Semoga drama itu mampu memberi pembelajaran, menambah wawasan dan kecerdasan mereka untuk bekal membangun peradaban di tempat masing-masing. Bagi publik diluar Jakarta, jadilah penonton yang tertib, dan jangan lupa pakai celana.
------
Pebrianov10/3/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H