Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama Perceraian Ahok dan Logika Politik Publik

10 Maret 2016   21:30 Diperbarui: 10 Maret 2016   21:49 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Mereka ingin kata hati itu lebih mengemuka dan tetap dijalankan guna membentuk peradaban dan habitus baru rakyat DKI. Satu hal yang unik yakni mereka tak menciptakan labeling ‘musuh bersama’. Karena bagi mereka hidup politik tidak untuk menciptakan musuh, melainkan kesejahteraan bersama tanpa pilih kasih.

Kini kedua kedua kutub sedang berproses dengan logikanya masing-masing. Ini adalah drama baru yang sedang tersaji. Masih belum ada kepastian siapa dari kedua pihak itu yang akan mengakhiri sequen drama dengan senyum sumringah.

Lalu siapa penonton drama itu? Mereka adalah ‘Publik Diluar Jakarta’. Semoga drama itu mampu memberi pembelajaran, menambah wawasan dan kecerdasan mereka untuk bekal membangun peradaban di tempat masing-masing. Bagi publik diluar Jakarta, jadilah penonton yang tertib, dan jangan lupa pakai celana.

------

Pebrianov10/3/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun