[caption caption="ilustrasi Mencari Ide, sumber gambar ; wordpress.com "][/caption]
Sebuah ide tulisan seringkali muncul begitu saja. Tak kenal tempat dan waktu, serta hadir di saat dan tempat yang tidak tepat. Bayangkan saat melayat kerabat meninggal, tiba-tiba ide menulis muncul karena banyak hal yang dilihat ditambah suasana batin saat itu. Apakah yang harus dilakukan?
Tentu kita tidak serta merta 'ambil posisi' kemudian asik sendiri menulis di tempat itu. Ada pertimbangan situasi dan kondisi demi etika dan menjaga relasi dengan banyak orang di tempat duka itu. Cukuplah Ide itu sementara disimpan 'di dalam hati'.
Beruntunglah bila sudah memiliki ide karena itu modal awal yang penting membuat tulisan. Tinggal mencari waktu dan tempat yang tepat untuk mengeksekusinya menjadi sebuah tulisan yang ciamik..
Sebaliknya, akan menjadi persoalan bila tidak punya ide menulis. Padahal keinginan menulis ada, punya waktu dan tempat yang mumpuni, tapi saat di depan laptop hanya 'bengong'. Lalu apa yang harus dilakukan?
Pertanyaan ini bisa dikembalikan pada pernyataan diatas ; ' Ide seringkali muncul tak kenal waktu dan tempat'. Artinye, ide sebenarnya ada di manapun yang bisa ditemukan tanpa mengenal waktu dan tempat. Ketika kita tak punya ide, persoalannya adalah kita kurang memperhatikan sekeliling kita. Apakah setiap momen yang pernah kita lalui kita jalani dengan 'Kesadaran' penuh?
Kunci utama ide sebenarnya ada dI dalam diri sendiri. Mari kita lihat beberapa hal yang kiranya bisa memunculkan Ide menulis.
Mengingat kembali Kegiatan beberapa hari lalu
Coba kita ingat kembali kegiatan kita di hari ini, kemarin, atau minggu lalu. Tentu banyak hal yang telah kita lihat, dengar, dan rasakan.
- Mendengar ; pembicaraan orang lain (kawan-keluarga-kerabat,dll) yang tampaknya menarik dan sedang hangat. Mendengar berita radio, mendengar musik, dan lain-lain.
- Melihat ; suatu kejadian langsung, membaca berita, buku, menonton berita, dan lain-lain.
- Merasakan (dan memikirkan) ; hal ini berkaitan dengan situasi batin saat melihat dan mendengar hal-hal yang pernah dilalui. Setiap hal tersebut menjadi informasi yang secara sadar atau tidak masuk ke otak kita dan menjadi diinterpretasi sementara di saat itu. Apa yang spontan muncul dalam pikiran kita? Apa yang kemudian mendominasi pikiran kita?
[caption caption="Ilustrasi Menulis, sumber gambar ; http://i2.wp.com/www.asritadda.com/wp-content/uploads/2012/03/menulis-blog.jpg?resize=500%2C375"]
Gunakan Media untuk Mendalami Ide Awal
Ketika semua hal tadi sudah kita kumpulkan (recollect), akan muncul bagian yang dominan menjadi titik perhatian kita. Dari siti kita bisa mengambil satu perspektif dari apa yang telah kita lihat, dengar dan rasakan. Contoh ; issue besar penggusuran permukiman Kalijodo yang sedang hangat diberitakan. Dari isue ini bisa anda ambil satu perspektif yang anda sukai. Misalnya ; segi humaniora, politik, green, gaya hidup, ekonomi, fiksi, bahkan humor/lelucon.
Mungkin pada saat itu 'persoalan Kalijodo' hanya ada 'tema besar' di pikiran kita. Masih berupa 'Ide awal' yang buntu dan sulit untuk diungkapkan, seolah bertumpuk di dalam benak.
Anda tidak usah putus asa atau tak perlu kuatir . Karena sebenarnya anda sudah memiliki 'bukit yang mengandung emas'. Tinggal anda menjadikannya 'tambang emas' untuk memula menulis dan menjadikannyai tulisan ciamik.
Memecah Kebuntuan
Untuk memecah kebuntuan, langkah selanjutnya gunakan media internet, buku, koran atau media apapun yang saat itu memungkinkan anda untuk mendalami sesuatu yang sudah ada dalam pikiran tadi. Baca berita dan ulasannya dan simak dengan cermat hal umum dan hal yang unik, artinya setiap berita punya informasi yang bersifat umum, dan juga titik penekanan yang didalamnya misalnya legal standingnya (hukum), kemanusiaan, tata ruang, perilaku, mata pencaharian, gender-kewanitaan, ibu dan anak, tata ruang dan lingkungan, kesehatan, dan lain-lain.
Dengan membuka media (cetak dan internet) sebagai referensi dan informasi, anda akan dibawa pada penelusuran masalah secara lebih mendalam. Dari situ, akan memperkuat cara pandang anda terhadap isue (tema). Dengan membaca tulisan berita dan ulasan dimedia, pikiran kita jadi lebih terbuka dan 'familiar' terhadap rangkaian kalimat. Kita dibawa kepada cara menukit atau cara menuangkan gagasan.Hal itu jadi pemacu dan pemicu yang dapt meermudahkan kita menguraikan pikiran/ide kita tadi kedalam bentuk tulisan.
Sekian
-----
Pebrianov25/02/2016
 [caption caption="Ilustrasi, sumber gambar ; jalantikus.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H