Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengenali Misteri Dalam Dunia Menulis

6 Februari 2016   12:36 Diperbarui: 6 Februari 2016   13:32 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber gambar ; http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/11/07/620477/670x335/5-penyakit-yg-masih-jadi-misteri-dunia-kedokteran.jpg"][/caption]

Perkembangan teknologi informasi menjadikan arus informasi bisa direspon masyarakat secara cepat. Ruang menulis bagi warga biasa (non-jurnalis profesional) pun jadi bagian sajian diantara ragam berita di media mainstream hasil olah para jurnalis profesional.

Dulu, ketika media cetak masih dominan jadi sumber utama bacaan masyarakat ada kolom-kolom tertentu yang diisi tulisan 'warga biasa'. Namun tempatnya terbatas, yang tampil 'harus berkualitas', ada sistem seleksi redaksi media, sehinggi ruang menulis warga jadi terbatas. Hanya warga tertentu (penulis kawakan) saja yang bisa menembus media. Kemana warga lainnya? Mereka hanya jadi penikmat sambil 'ngiler' membaca tulisan si Penulis kawakan.

Kini menulis artikel (tulisan) populer tak lagi domain jurnalis profesional. Warga biasa pun bisa berperan serta mengunggah berita-informasi layaknya jurnalis. Mereka bisa membuat tulisan baik itu fiksi maupun non-fiksi (opini dan reportase) yang bisa dinikmati banyak orang. Kualitas tulisan pun tak kalah dengan jurnalis profesional dan penulis kawakan.

[caption caption="Sumber gambar ; http://image.slidesharecdn.com/45589890-menulisilmiah-130326110554-phpapp02/95/45589890-menulis-ilmiah-5-638.jpg?cb=1364296015"]

[/caption]

Warga Biasa Tak Lagi Ngiler

Kini warga tak lagi 'ngiler' menulis. Apa yang mereka pikirkan bisa ditulis dan dipublis di media yang mereka pilih. Cukup dengan membuat akun di media tersebut, maka jadilah dia penulis.

Satu hal yang 'menguntungkan' warga biasa dibandingkan penulis profesional adalah posisinya lebih bebas. Dia bisa menulis apa saja yang mereka inginkan. Tak dituntut menulis sesuatu karena visi media tempat dia bekerja, tuntutan tugas atasan/kantor yang saat itu belum tentu mereka sukai. Tidak perlu 'berhadapan' dengan editor-redaktur yang mengedit dan mengatur tulisan sehingga karya tulis tak lagi murni mencerminkan si Penulis.

[caption caption="Sumber gambar ; http://1.bp.blogspot.com/-zPsI_PEOV4o/Tu9vfSN-BbI/AAAAAAAAAfY/aqXs3aNuMkI/s1600/black%2Bhole.jpg"]

[/caption]

Jati Diri dan Ruang Misteri

Menjadi penulis warga adalah menemukan jati diri sekaligus mengembangkannya ditengah kebebasan. Dari aktivitas menulis ini kita bisa tahu minat (passion) diri kita sesungguhnya di dalam misteri hidup, kawah informasi dan interpretasi yang hiruk pikuk. Passion itu misalnya pada hal-hal politik, gaya hidup, humaniora, media, atau pada fiksi (prosa, puisi, cerpen, dll). Passion itulah yang menghidupkan kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun