Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berteman Plagiarisme dan Bersahabat dengan Etika Akademis

3 Februari 2016   15:34 Diperbarui: 3 Februari 2016   17:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media berbasis digital kemudian berkembang  menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Dari sinilah kemudian muncul kontrol masyarakat terhadap tulisan hasil plagiarisme di media warga, media sosial, blog dan lain sebagainya. Disisi lain, di dalam masyarakat umum sendiri pun banyak terjadi tindakan plagiarisme, misalnya di media (medsos, maintream media, blog, dan lain-lain) yang kepengelolaan dan operasionalnya dilakukan masyarakat umum.

Salah satu faktor pemicunya adalah terbuka dan mudahnya akses informasi. Begitu gampangnya suatu karya tulis beredar. Secara teknis, karya itu sangat mudah dicopy oleh masyarakat umum pengguna alat komunikasi hp, smartphone, BlackBerry, gadget, laptop, tab, dan lain-lain. Seorang tukang bangunan tak lulus SD bisa terbahak-bahak membaca dan kemudian menyebarkan tulisan/status FB lucu yang dia copy dari laman tertentu. Perempuan asisten rumah tangga bisa ngakak terkangkang-kangkang melihat gambar 'meme lucu' kemudian mengkopinya dan dia sebarkan lagi ke sesama kawan se-level. Padahal gambar tersebut bisa jadi tak mudah membuatnya, dan mungkin merupakan karya seorang pakar disain komunikasi visual (Diskomvis).

[caption caption="Sumber gambar : http://i00.i.aliimg.com/wsphoto/v1/1425411848_1/Yang-dilukis-dengan-tangan-postmodernisme-merah-dan-hitam-landscape-awan-sky-tree-dinding-dekorasi-rumah-abstrak.jpg"]

[/caption]

Distorsi dalam Kesadaran Baru

Era posmoderinitas saat ini pada telah memberikan Ruang Permisif bagi plagiarisme untuk berpesta di ranah publik. Ketika jargon 'dunia dalam genggaman mu (Nokia)' serta 'Dunia yang dilipat (Yasraf.A.Piliang, 2004)' telah menjadi nyata milik semua orang tanpa sekat, tanpa hirarkis, tanpa syarat yang sulit, maka pesta itu membentuk kesadaran baru yang anomali, bahwa semua yang ada di media adalah milik bersama. 'Percuma ente mengaku-ngaku itu punya ente karena ane juga punya'.

Konteks 'Kesadaran Baru' sebenarnya merupakan distorsi kesadaran yang tanpa sadar terjadi karena posmoderinitas tak lagi membawa nilai-nilai, namun lebih menawarkan semangat bermain-main! Maka para awam pun serta merta bermain-main dengan sukacita riang gembira tekakak-terkikik sampai terkangkang-kangkang di ruang plagiarisme yang penuh kejutan dan sensasionalitas menuju 'ejakulasi intelektual baru' secara bersama.

Disinilah plagiarisme di satu sisi menjadi wujud kejahatan baru, namun di sisi lain menjadi 'ruang pesta dan ikatan persudaraan baru' bagi semua kalangan.

[caption caption="http://3.bp.blogspot.com/-blQiyD07CK8/UX4XRPXaknI/AAAAAAAABc8/8X97lN6zJoI/s1600/hermaprodit+&+hipospadia.png"]

[/caption]

Banci dan Hermaprodit

Kita yang orang Sadar Plagiarism dan Paham Etika pun dibawanya pada situasi 'Berteman Plagiarisme dan Bersahabat dengan Etika Akademis'. Lihat saja prof. Pebrianov si Penulis Picisan yang penulis artikel ini, dia tertawa terbahak-bahak bersama tukang bangunan dan asisten rumah tangganya menikmati tulisan humor dan gambar meme lucu di media sosial dari sumber milik sejuta umat. Sementara di saat lain, dia tertunduk malu sembari memainkan ujung rambut di kolong meja kampus.

Di dalam posmoderitas ini semua menjadi cair, lentur dan cepat. Seorang Pebrianov levelnya sama dengan tukang bangunan dan asisten rumah tangga. Pebrianov pun bisa menjadi penjahat yang ramah, rajin menolong dan tabah di dalam relasi dunia media. Namun di sisi lain pula dia menjadi tuhan kata-kata yang menjaga orisinalitas karya. Dia menjadi manusia yang disiplin berani dan setia, suci dalam pikiran dan perbuatan, cinta tanah air dan bangsa. Oleh situasi itu, Pebrianov menjadi manusia banci demi persudaraan baru, pertemanan, demi kecairan, demi ini dan demi itu. Pebrianov pun telah berkelamin ganda (hermaprodit). Keduanya 'takdir' tersebut dia gunakan di moment yang berbeda,yakni ;  untuk reproduksi ide-ide dan nilai-nilai dan untuk meraih kenikmatan pesta bermain-main suka cita riang gembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun