Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keanehan Kasus Korupsi Rio Capella

20 Oktober 2015   08:08 Diperbarui: 20 Oktober 2015   08:48 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut Idil Akbar katakan ;
"Secara logika politik, tindakan dan posisinya tidak nyampe. Karena itu, saya kira Rio ini hanya kambing hitam. Satu orang yang lebih berwenang dan lebih tinggi dari Sekjen yang mengendalikan dan kemungkinan besar menyuruh Rio melakukan itu semua, dan kita semua mafhum siapa orang itu,”
-------
Melihat kasus Rio Capella 'yang semula menolak namun dipaksa berulangkali untuk menerima pemberian' maka terdapat sesuatu yang aneh dibalik sekedar pemberian untuk mengurus kasus Bansos Gubernur Sumut di Kejaksaan Agung.

Keanehan ini bisa bersifat politis di tingkat internal partai Nasdem. Apakah ada upaya untuk mencongkel jabatan Sekjen Nasdem karena sesuatu hal rahasia. Atau uapaya cuci tangan aktor kuat dan lebih tinggi diatas Patrice Rio Capella.

Secara hukum, KPK hanya akan mengurus kasus terkait hukum saja yakni gratifikasi. Sudah ada pasal hukum yang akan menjeratnya. Namun dalam proses pengadilan nanti bukan tidak mungkin terungkap ragam cerita politis yang melampiri kasus hukum tersebut.

Cerita politis inilah yang kelak akan mengungkap keanehan kasus korupsi Patrice Rio Capella. Semoga keanehan ini tidak menjadi aneh lagi oleh manuver politis yang aneh. Publik sudah jenuh disajikan hal-hal aneh dalam politik negeri ini.

Salam

------
Sumber bacaan ;
Satu
Dua
Tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun