Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hentikan Polemik Pakde Kartono Napi Koruptor

18 September 2015   22:31 Diperbarui: 18 September 2015   22:42 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kompasiana.com/pakde kartono"][/caption]

Sore tadi saya baru saja sampai di rumah. Tiba-tiba Kompasianer Adhieyasa datang dengan tergopoh-gopoh. Dia masih memakai topi kebun sawitnya. Dagu dan rahangnya brewokan, sepintas seperti Kuepara. Sementara raut mukanya tampak lelah walau Chelsea sudah tidak lupa menang.

Bro..bro ! Kau tau gossip baru super heboh di Kompasiana?

Apa itu ? Aku tak tau. Aku kan sedang sibuk syuting mana sempat buka-buka Kompasiana.

Anu, Peb...Para Kompasianer ngomongin Pakde Kartono itu Napi Koruptor di Sukamiskin.

Trus, apa urusannya denganku?

Lho, Peb...Ente kan selebritis Kompasiana, masak ndak tau gosip itu?

Iya, betul ! Aku ini selebritis. Tapi apa hubungannya?

Menurut ente, itu benar atau tidak?

Sebagai selebritis tentu aku tak perduli. Kau tau, semua orang di Kompasiana itu selebritis, termasuk kau. Cuma bedanya, Aku lebih ngetop sama seperti pakde Kartono.

Trus, bro...

Yaa, selebritis itukan penghibur orang yang bukan seleb. Dia lakukan dengan talenta masing-masing. Setiap seleb punya Talenta dan memiliki pasarnya tersendiri.

Trus, Peb...

Nikmatilah talenta itu sesuai kebutuhan batin, kegemaran dan takdir masing-masing. Perkara si Seleb hidupnya di kolong jembatan jangan kau urus. Dia punya mekanisme hidupnya sendiri. Dan kau harus percaya, dia bahagia memberikan talentanya untuk orang banyak agar berbahagia di tempatnya masing-masing.
Ada yang penikmat talenta seleb yang tertawa bahagia di kolong jembatan, di post satpam, di lokalisasi, di kamar hotel mewah, di emperan toko, di rumah sejuk dan asri, dan lain-lain. Mereka semua itu masing-masing terhibur di ruang nasib dan takdirnya. Masing-masing tempat berbeda. Tapi yang menyatukan semua itu adalah Sajian Talenta si Seleb.

Maksudmu, Peb? Aku tak paham !

Kau tengoklah aku ini. Di Kompasiana aku inikan Lelaki Bangsat dari pekat malam. Ketika Desol kugumuli dengan belati, lendir dan darah. Mereka terhibur, bukan?

Iya..iya...Lalu, Peb ?

Sekarang kau tengok, apakah aku IbIis? Jangan tengok wujudku, tapi karya ku, bro...Kalau pun aku ini IbIis yang punya talenta menghibur, apakah kau kira aku manusia?

Oh, gitu ya bro?

Kau bisa menikmati birahi dan cinta Pebriano- Desol bukan di neraka atau di ruang gelap yang lembab, bukan? Kau nikmati semua itu di Kebun Sawitmu, itulah tempat nasib dan takdirmu menikmati semuanya-termasuk bahagia. Berbahagialah kau menikmati talenta Pebrianov dan Desol.
Kau dan aku sama-sama seleb walau lain kasta. Sama seperti pak Elde di Jerman, Mbak Sayeedah di Arab, Pak ‘Ngah Aldi’ di Kalteng, Pak Bamset di Salahdua. Dan juga ratusan ribu Kompasianer penikmat talenta di tempat nasib dan takdirnya masing-masing .

Oh, gitu ya bro ! Sekarang aku paham.

Yaa iyalah ! Sudah..sana kau kembali ke Kebun Sawit, nikmati sajian talentaku dengan nasibmu mencari-cari sinyal di kebun.

Oh..oh, jahat kali kau Peb, masak aku diusir !

Aku tak usir kau ! Kalau kau lama di tempatku ini, kau tak akan bahagia. Kau lebih bahagia di Kebun Sawitmu untuk menikmati semua talentaku dan Desol. Sama seperti aku di pintu neraka menikmati talenta mu yang cuma 150 itu.

Iya. Betul juga kau, bro...! Trus, kau sekarang mau kemana, Peb?

Aku lagi gerah. Sekarang mau ketemu Desol !

Lho, Desol sekarang ada di tempatmu ? Kenalin aku dong, bro...

Ada di dalam ! Di kamar mandi. Sejak kecil aku mandi pakai sabun antiseptik. Paham, kau?!

---------

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun