Makamku terbuka untukmu, kapan pun kau mau.
Kusambut kau pada misa requemku dengan litani rusa merindukan air. Pengantar keabadian.
Setelah itu
Puaskah kebengisanmu berpesta dalam perbudakan raga mu yang indah itu?
[caption caption="http://2.bp.blogspot.com/_nJaXetyeOmU/TGUFEFcmRjI/AAAAAAAAfxA/TcKhFxSyz1s/s1600/My_Dying_Bride_.jpg"]
Sesekali di letih bengismu dengarlah aubade hasrat purba dari selangkanganmu. Ada defenisi keindahan di lipatannya. Memuat janji kehidupan. Juga kenikmatan. Penuh partitur yang tak pernah kau lihat pada kusamnya rindu lalu mu.
Jangan melihat dicermin, Desol!
Aku tak inginkan kau malu. Karena itu hanya antitesis kromosomku tentang keperempuananmu. Hanya sebuah duga dari kitab primitif. Kubaca kemarin di ruang lembab kelelakianku yang banci.
Biarkan sepoi angin dari lubang makamku. Menghujam kedalaman. Melumat lembabnya. Tanpa decak. Tanpa deru. Tapi perlu kau pahami, disanalah tertanam kode genetik rindu barumu. Bersanding dengan kebengalanku.
Desol !
Terjadilah padaku seperti yang kau ingini. Aku akan pergi ke kematian jasadku. Menjemput keindahanmu. Lelehan lendir, kumpulan abu dan tanah di peti matiku tak akan pernah bohong pada isotop. Dialah kelak saksi abadi. Tentang kerinduanku. Dan terbunuhnya masa lalumu tepat di mitokondria mu yang kubelah!
------
Baca rangkaian fiksi terdahulu ;
Puisi untuk Desol || Bunuh Aku, Pebrianov! || Kubunuh Kau dengan Kelelakianku, Desol! ||Rintih-rintih Palsu Pebrianov || Kunikmati Kemunafikkan Keperempuananmu, Desol! || Pebrianov, Pejantan Basi!
Â