Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rintih-rintih Palsu Pebrianov

21 Agustus 2015   14:28 Diperbarui: 21 Agustus 2015   14:28 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bukan kembang rindu rintih kumbang. Pun penikmat koyak sayat kecup kumbang putik kembang. Bebas kawin silangkan sana-sini. Rampas manis madu silih berganti. Kumbang-kumbang melupa pulang, tinggalkan sarang tanpa tetesan manis madu.

Kau kumbang jalang. Bak gelandangan berkasut rindu. Mulutmu penuh oceh napsu. Lahirkan rintih-rintih kelu palsu. Jaring-jaring rindu kau tebar, berharap cinta bersarang. Apa yang kaudapat kini? Tidak lebih buruk dari tahi ayam.

Tahi ayam rasa cokelat. Cinta mampu ubah lidah manusia kasmaran. Lidah-lidah yang telah berguru tuk bercumbu. Lidah-lidah yang lebih pandai dari penjilat dan juga jimat. Banyak orang agungkan lidah yang katanya tak bertulang. Bahkan sedari bayi, telah jadi penjilat. Penjilat puting susu ibu.

“Aku menginginkan mitokondriamu.”

Aku tak miliki apa yang kau pinta, sebab aku adalah belati. Baja pembentukku. Karbon tinggi selimutiku. Aku keras. Seribu hunus tajam senjatamu percuma sudah. Aku tak terkalahkan terlebih atas rintih-rintih rindu darimu.

“Aku terpaku.”

Kau bodoh. Aku tak hanya memaku, namun juga memanggangmu. Membolak-balikkan tubuhmu di atas tarian api dan akan menghentikannya kala mukamu tak lagi berbentuk. Melepuh sana-sini. Pada wangi daging pagang aku menari-nari. Aku terbahak melihatmu menjadi menu santap malam kawanan serigala hutan.

“Simpan belatimu.”

Kau suruhku lakukan itu. Ulanglah dalam pikir sebelum terlahir lakuku. Jika itu pintamu, aku akan menyimpannya. Ya, menyimpannya. Di sini, tepat di dalam dadamu, Pebrianov!

Hahaha!

-oOo-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun