Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibalik Optimisme Dolar Jokowi Ada Wajah Anis Baswedan

27 Agustus 2015   04:38 Diperbarui: 11 Maret 2018   09:40 3793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Jokowi dan Cornelis diatas kendaraan parade. Sumber gambar. dokpri "][/caption]

" Kalau kita ikut terseret arus melambatnya, itu yang nggak benar. Oleh sebab itu, berita-berita yang dibuat harus menimbulkan optimisme, jangan memunculkan yang sebaliknya yang pesimis," kata Presiden Jokowi. (detik.com).

"Jangan memberitakan yang justru membuat masyarakat pesimistis, media harus membantu," ungkapnya". (kompas.com)

 

(Sebuah cacatatan yang tertinggal dari Karnaval Khatulistiwa)

Awal cerita

Hari Sabtu 22/8/2015 Minggu lalu Jokowi datang ke Pontianak. Kebetulan sejak 17 Agustus saya pun berada di Pontianak setelah hampir 2 minggu 'belajar kehidupan' di pedalaman. Rencananya setelah beberapa hari kemudian langsung ke Bandung menemui promotor saya. Tapi rencana itu jadi urung mendengar kabar Jokowi dipastikan hadir pada puncak acara Karnaval Khatulistiwa.

Saya pikir ini momen berharga yang tak boleh terlewatkan. Minimal saya bisa buat repotase untuk Kompasiana, sekaligus promosikan Pontianak ke teman-teman Kompasianer...heu heu heu !

[caption caption="sumber dokpri"]

[/caption] persiapan parade

Maksud hati ingin bersantai menjelang kedatangan Jokowi tapi apa daya saya 'dipaksa ikut-ikutan sibuk'. Karena harus jadi sopir istri yang ditugaskan kantornya jadi panitia lokal (panitia intinya dari Pusat-Jakarta) Karnaval Khatulistiwa.

Beberapa hari jelang acara, istri meminta saya menemaninya (intinya sih jadi sopir) berurusan kesana-kemari. Tak seperti biasanya, kali ini dia tak mau nyetir sendiri karena seringkali harus terima telepon-menelpon balik untuk koordinasi kesana-kemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun