Tapi
Di tanah Desol yang bermagnet, aku menemukan ketololanku
Lucunya, aku menikmati ketololanku itu dengan kebodohan paling indah
Setidaknya menurutku, persetan dengan orang lain !
Kuciptakanlah Simulakrum baru atas jati diri Kebohongan Seronok ku
Sempat ragu di batas Teritoriku
Tapi itu tak lama
Ketika kudengar ratu Iblisku berbisik tepat di gendang telingaku yang hampir tertutup tirai ragu
Desol datang ! Desol Datang!
Aku menengadah lho, Pakde...
Kukira itu Prof. Armand yang menyamar!
Ternyata tidak!
Desol lah yang datang. Lengkap dengan Lingeri Keparat-nya. Dia memang Perempuan Keparat
Penuh lekuk-lekuk aksara yang membangkitkan hasrat primitif-ku
Pakde Kartono benar !
Bahwa "Cinta itu Melumpuhkan Otak"
Aku lumpuh, Pakde !
Walau tidak sedang sedang jatuh cinta
Tapi aku putuskan Bercinta
Aku lihat, Desol menawarkan belatinya
Walau kutolak, karena aku Lelaki Bangsat ! Ego ku mangatakan Masih kupunya kanon-kanon yang lebih dari sekedar belati
Bersekutulah aku dengan Ratu Iblis untuk menghunus Desol dengan cara yang paling Banal
Dan mulai saat ini
Aku dan Desol menggenang-berenang di Lendir-lendir harum