Ini kali ke sekian kujumpai, orang-orang hebat berdesakan berebut makanan, Badan saling berhimpit. Mata melotot, Tangan menggapai. Adu cepat. Beberapa orang berdahi berminyak.
Ada pemandangan unik. Sebuah ketimpangan antara Sandang dengan Pangan di sana. "Baju rapi. Harga mahal. Dandanan selangit. Tapi euforianya seperti baru saat itu melihat makanan enak."
Tersaji paradok yang tak terdefenisi.
Dimeja itu ada ;Â
Nasi lengkap. Padahal dirumah pun ada nasi.
Sate. Padahal biasa jajan sate, bahkan mungkin ada yang diam-diam pelihara kambing muda.
Krupuk. Padahal bisa beli segudang dibeli.
Bakso. Padahal mampu beli dengan gerobaknya.
Siomay. Padahal kalo pengen bisa langsung terbang ke Bandung.
Cai kwe. Celeguk ! Bejibun di pasar. Tinggal angkut dengan kualinya sekalian.
Puding. Padahal tak pernah kosong di kulkas.