Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wujud Pemaknaan Berkompasiana (Refleksi Sebab Artikel Pakde Kartono Jarang Headline)

14 Juli 2015   02:15 Diperbarui: 14 Juli 2015   02:15 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda bayangkan saja kalau si Kompasianer itu ; Pinter dan cerdas, mapan, religius, humoris, sayang istri, digemari gadis-gadis, punya postingan artikel banyak serta digemari beragam kalangan dan lain sebagainya, kemudian selalu dapat HL dan berstatus verifikasi Biru. Tamat sudah (contoh) pencarian diri berkompasiana ! Maka usai pula cerita panggung Kompasiana baginya. Tak ada hal baru lagi yang terbangun dari keliaran benak, kegenitan aksara, kepatuhan konvensi dan bahkan ketakutan personalitas.

Yang ada mungkin arogansi diri yang sublim namun membunuh ekosistem Kompasiana. Padahal Arogansi adalah musuh besar bagi dunia Sharing (berbagi) dan Inspirasi. Dan jadi kutukan dunia 'Connecting'. Kalau pun letupan arogansi itu ada, cukuplah sebuah wujud Narsis menjadi ruang eksekusi terindah milik bersama-karena dunia kontemporer sangat permisif pada Narsis.

Pada pengkondisian pakde Kartono itu, dari balik kelambu Abraham Maslow dan Pepih Nugraha tersenyum girang, cekikikan penuh kegenitan, bahkan ngakak tertahan karena khusus untuk Kompasiana mereka berdua telah bersekongkol mengubah atau mengacak sedikit bentuk Piramida Hirarki Kebutuhan.

Pada saat itu pula Tuhan tersenyum bahagia tanpa rasa malu, dan kemudian Dia tidur dengan nyenyak.

Kalau demikian adanya, tetap berbahagialah Pakde Kartono dan pakde-pakde yang lain di Kompasiana.

Heu heu heu ! 14/07/2015

Catatan ; Artikel ini hanyal sudut pandang Usil atas artikel Pakde Kartono 'Tulisanku Bagus Tapi Jarang Headline, Salahnya Dimana?' ( yang kemudian mendapat HL dari Admin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun