Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mudik Hanya Milik Orang Kampung

10 Juli 2015   03:53 Diperbarui: 10 Juli 2015   03:53 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah berarti dia juga orang kampung ? Jelas orang kampung, dong.

Kini di Indonesia setiap daerah memiliki hirarki wilayah administratif yang sama. Mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan/desa, dusun, dan RW/RT. Di kota besar relatif sama dengan kota kecil nun jauh di sana, yang membedakan hanya kondisi fisik wilayah terbangun. Ada yang sudah maju dan ada yang belum. Sebuah Desa di ‘kampung’ setara dengan Kelurahan di 'Kota' karena yang mengepalainya adalah Lurah. Jadi sebenarnya sekarang tidak ada dikotomi orang kampung - orang kota. Semua adalah orang kampung !
Kalaupun ada istilah orang kampung lebih kepada stempel tertentu untuk menggambarkan ‘orang tersebut’ bertabiat tertentu yang dianggap rendah. Karena konon ‘sejarahnya’ ; orang kampung dianggap rendah dibandingkan orang kota.

Lalu, bagaimana dengan orang yang lahir, besar, bekerja, menikah, beranak-pinak dan menetap di tempat yang sama alias tidak pernah pindah? Kalau dia merayakan hari rayanya di tempat aslinya tersebut, dia tetap dikatakan tidak mudik. Namun bukan berarti dia 'selamat dari predikat sebagai orang kampung'!

Satu hal lagi ; ketika seseorang berhari raya ke tempat asal orang tuanya di kota besar (misalnya Jakarta) yang lebih modern dari tempat asalnya sekarang, apakah orang tersebut (masih) dikatakan Mudik?

Contoh lain ; seseorang berhari raya ke tempat asal orang tuanya di sebuah daerah yang jauh dan baginya tidak familiar-bahkan orang tuanya sendiri sudah meninggal dan sudah puluhan tahun meninggalkan kampung halamannya. Apakah orang tersebut juga dikatakan Mudik hari raya?

Sampai saat ini belum ada istilah yang baru untuk membedakan ragam fenomena Mudik itu. Namun ketika ditanya akan muncul ‘bahasa gaulnya’ yakni tetap disebut Mudik, tapi dengan tambahan di belakang kata ‘Mudik’, misalnya ; “Hari raya tahun ini saya Mudik ke tempat asal orang tua”. Kenapa harus ada tambahan seperti itu? Selain untuk memberi penjelasan kepada orang yang bertanya, sebagai orang kampung kita lebih familiar dan nyaman denga kata inti : Mudik. Sebaiknya tidak perlu ada istilah baru dan pembedaan tipe Mudik ; mudik tipe A, mudik tipe B, dan seterusnya. Yang penting saat Mudik hari raya bisa berkumpul dan menjalin silaturahmi seperti 'suasana kampung jaman dulu’.

Selamat mudik lebaran

 

[caption caption="https://andri0204.files.wordpress.com/2012/08/pahlawan-super-mudik.jpg"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun