Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekecewaan Aneh KMP Pada Jokowi

4 Juli 2015   11:46 Diperbarui: 4 Juli 2015   13:12 5079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Jokowi yang sudah berjalan sekitar 9 bulan kini dinilai banyak pihak belum menggembirakan. Bahkan secara ekstrim ada yang mengatakan gagal.

Banyak barometer dijadikan dasar penilaian. Mulai dari data statistik ditumpangi aktor politik, kajian ilmiah kaum intelektual berbau politis, dan beragam parameter lainnya dengan masing-masing perpektif. Semua berujung pada sifat politis dan kepentingan. Tak bisa disalahkan juga karena mengurus negara dan rakyat adalah domain politis-sebuah ranah yang penuh dinamika kepentingan kelompok.

Sebagian orang secara kasat mata menghitung 'kegagalan'Jokowi berdasarkan up-date realitas pasar, misalnya ; sebelum Jokowi dilantik dolar sekitar Rp. 9 ribuan, namun kini turun jadi Rp 13-14 ribuan yang berpengaruh pada iklim investasi dan menurunnya kesejahteraan rakyat. Belum lagi munculnya 'blow-up politis' dari kelompok yang sejak awal berseberangan dengan Jokowi tentang blunder sejumlah menteri menterjemahkan visi dan misi Jokowi. Maka lengkaplah tudingan akan 'kegagalan' pemerintahan Jokowi.

Kegagalan Jokowi membuat KMP kecewa (lagi). Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) kecewa dengan sikap Presiden Joko Widodo. Selama delapan bulan pemerintahan Jokowi, KMP telah membantu menjaga stabilitas politik. Akan tetapi, menurut Muzani, Jokowi tak dapat memanfaatkan hal itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara langsung dikatakannya "Momentum itu tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan kebijakan pro rakyat seperti yang ia janjikan saat kampanye," kata Muzani, di Jakarta. (sumber ; kompas.com., Jum'at, 3/7/2015).

Hal Aneh dari Sikap dan Penyataan Gerindra

Pertama ; Mereka seolah-olah sangat mendukung pemerintahan Jokowi sejak awal, yang berarti memberikan jalan lapang bagi Jokowi untuk melaksanakan programnya. Padahal diawal pemerintahan Jokowi mereka (KMP) gagal 'move on' dari kekalahan pilpres, dan dengan berbagai cara unik, aneh, licik mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi lewat manuver 'menguasai parlemen' dan bersikap anti Jokowi.

Banyak hal dari Jokowi mereka tolak dan gagalkan di parlemen. Bahkan demokrasi-urusan pilkada langsung yang sudah berjalan lama ingin mereka hapus, kemudian dikembalikan seperti jaman Orde Baru (pilkada tidak langsung).

Belum lagi andil mereka di tingkat parlemen pada masalah kriminalisasi KPK dan kisruh pemilihan Kapolri. Mereka berusaha memasang 'jebakan Batman' untuk pemerintahan Jokowi.

Apa yang dilakukan KMP pada awal pemerintahan Jokowi menjadi catatan hitam bagi sejarah demokrasi negeri ini. Mereka ciptakan konspirasi dalam gabungan partai 'yang kalah perang' tak pernah mau mengakui kekalahan secara jantan. Tak mau memberikan kesempatan kepada Jokowi si Pemenang menjalankan programnya secara lancar. Publik sampai muak dengan segala manuver politis mereka yang aneh bahkan cenderung kerdil dan picik.

Kedua ; KMP mengungkapkan kekecewaan (lanjutan) seolah sejak awal punya jasa besar memberi jalan lapang bagi Jokowi ! Hal ini sungguh unik bin aneh (lagi-lagi) ala KMP. Mencari muka kepada publik, seolah tidak punya 'dosa politik' di masa awal pemerintahan yang membuat energi pemerintahan Jokowi terkuras banyak hanya untuk mengurus 'rengekkan' dan 'sikap kanak-kanak' KMP yang gagal 'Move On' . Bahkan kala itu mereka tanpa malu membentuk Koalisi Permanen, seolah negara ini milik kelompok mereka. Sungguh sebuah upaya politis tanpa sikap kenegarawan.
Ketiga, kekecewaan KMP kini bermata dua, yakni memukul ulang pemerintahan Jokowi saat ini sekalian mereka ingin mendapatkan simpati publik dengan sikap 'kepedulian' terhadap kondisi pemerintahan Jokowi.

Analogi KMP di Lintasan Pemerintahan Jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun