Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyingkap Prostitusi Artis Lelaki

15 Mei 2015   16:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_383750" align="aligncenter" width="673" caption="sciencedaily.com. "][/caption]

Konon ketika nafsu wanita sudah menggelitik selaput ubun-ubunnya, maka gunung akan dia guncang, hutan pun akan terbakar. Bahkan, seorang laki-laki perkasa bertubuh ksatria akan terkapar dan tersipu malu di antara kedua kakinya yang merekah memerah. Pria itu tak mampu bersuara lagi.


Karena memang tak ada mahluk di muka bumi yang bisa menahan letupan wanita saat magma hasratnya tak henti mendidih. Gelombangnya tak terkendali merambat ke sudut-sudut gelap dan lembab menuntut perhentian.


Wanita itu adalah ratu lendir sejagat hasrat. Berkuasa atas kelelakian para dewa petualang yang dibelinya dengan kekuasaan harta, dan gemulai daun tertiup angin pagi.

Gegap gempita menyibak artis dalam jaringan Prostitusi online sangat riuh. Pihak artis wanita banyak terpojok, terutama setelah beredar 'harga' bokingan dan sejumlah inisial nama. Pada kemana kaum lelaki kliennya? Mereka tentu saja aman-aman saja sembari menyimak layar berita sambil senyum-senyum simpul.


Ada ketidakadilan menyeruak jagat berita, ketika artis wanita, muda, seksi, glamour, bertarif pra-bayar dan pasca bayar jadi si Pemuas nafsu Lelaki. Mata dan telunjuk publik pun serentak mengarah padanya. Kecantikannya bagai jadi bara, keseksiannya bagai api yang membakar dirinya sendiri. Padahal wanita itu bagian dari mereka juga, namun publik pura-pura tak tahu bahwa pemantik api itu adalah mereka pula. Mereka tak menyadari rumah mereka telah lama jadi arang dan wajah penuh jelaga.

[caption id="attachment_383752" align="aligncenter" width="285" caption="https://aws-dist.brta.in/2012-09/.jpg"]

143168644989512424
143168644989512424
[/caption]


Padahal yang jadi artis tak cuma wanita. Pria pun bejibun yang jadi artis.Pendapatan artis wanita sebelas duabelas dengan artis pria.


Yang punya nafsu serta berkemampuan membayar tak hanya pria. Wanita juga punya nafsu dan banyak harta untuk membayar.

Lendir dan Uang pun tak hanya milik pria kaya. Wanita pun pemilik lendir dan uang berkuasa.


Sangat mungkin wanita kaya harta dan punya hasrat sexual berlebih itu menginginkan artis pria untuk menuntaskannya. Dia punya kriteria tertentu soal postur tubuh, penampilan, gaya, dan kelas panggung si Artis. Kriteria ini menyatu dalam imaginasi seksual yang memanggil-manggil dari kegelapan, kelembaban dan sudut-sudut sempit dirinya. Kalau sudah begitu, besarnya pra-bayar atau pasca-bayar tak diperdulikannya lagi. Yang penting bisa terpenuhi pencapaian-pencapaian jangka pendek atau jangka panjang hasratnya itu. Maka dengan metode apapun akan ditempuh. Apalagi cara online yang memberi kemudahan dan kenyaman. Jadilah apa yang memang ingin terjadi !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun