Pertama, saya penulis pencuri yang maunya bekerja cepat dan tak mau repot-repot. Issue yang didapatkan dari beragam sumber bacaan, baik media mainstream maupun artikel di Kompasiana kemudian menjadi kentalan ide menulis yang menggumpal ingin ditumpahkan dengan lain perspektif.
Pada saat ide itu mengental dan menggumpal, libido menulis jadi sangat tinggi, serba ingin cepat mendaki dan melumat diksi. Kondisi itu seringkali membuat lupa daratan rujukan. Entah dimana kemarin di dapatkan pokoknya menuntaskan tulisan sampai lemes. Setelah itu ingin cepat-cepat published agar lega dan bisa kembali berakfitas lain yang normal tak kalah penting. Simpel, kan?
Kedua, Saya menganggap setiap orang yang membaca Kompasiana tentu sudah tahu issue aktual dan sedang hot terutama yang berasal dari mainstream media. Bila berani membaca opini Kompasianer berarti pembaca sudah memiliki reportase dari mainstream media. Disisi lain artikel Kompasiana merupakan 'the second anu' dari issue-issue aktual yang diberitakan mainstream media tersebut.
[caption id="attachment_363268" align="aligncenter" width="234" caption="gambar : http://www.google.com/search?q=penulis&tbm=isch&ei=2UuqVMGABo-XuASVvoLoCQ&start=80&sa=N#i=3 "]
Bila artikel yang ditulis berhubungan dengan artikel Kompasianer lain, sejatinya pembaca mencari sendiri berdasarkan 'klue' yang didapat dari artikel yang dia baca. Mesti usaha, dong....jangan mau enaknya sendiri. Harus rajin, jangan pemalas dan egois seperti Saya yang hanya memikirkan eksistensi tulisan sendiri. Heu...heu..heu..!
Menurut alasan saya yang dibuat-buat, pembaca harus aktif dan berani grepe-grepe ragam kanal Kompasiana mencari link terkait. Dengan begitu, akan lebih mengenal Kompasiana lebih dalam..:heu heu heu!
Ketiga, adanya peran Admin yang cukup permisif. Tanpa nge-link rujukan sumber pun tulisan saya bisa terpublish dengan tenang dan damai. Jadi kenapa harus kerja ekstra yang tak juga diperhatikan serius oleh admin K. Banyak kok tulisan paket cepat dan murah tanpa rujukan yang dikunjungi banyak pembaca serta masuk TA, HL, HI dan dan ter...ter lainnya. Admin K tak mempermasalahkan sumber asli karena 'Tau Sama Tau' issue hot itu milik bersama.
Secara ilmu ekonomi, saya telah melakukan tindakan menulis secara efesien dan efektif dengan profit vote yang banyak, bersama status Ter...tadi. Bukankah saya hebat? Heu..heu..!
Secara politis, saya telah menjadi politikus tulisan yang cerdik, licin dan licik untuk meraih tujuan. Tentu ini bisa jadi panutan dan membanggakan kaum pragmatis, bukan?
Secara olahraga, saya telah bermain taktis. Tentu ini prestasi, bukan?
Keempat, kelima dan seterusnya anda bisa cari sendiri di dalam hati masing-masing.