Kini era Ignasius Jonan jadi menteri kita dibawa ke era jaman dulu. Jalur udara menjadi elit kembali. Sebagian orang kaya tentu suka karena simbol statusnya tetap terjaga.
Jaman dulu, kalau naik ppesawat mesti berpakaian rapi, pakai jas atau safari, sepatu dan farhum mewangi ! Saat ngobrol dengan teman sebangku pun nyambung karena selevel. Egoisme saya pun merayakan dirinya karena saya orang kaya. Tapi hati kecil menangis, karena dulu saya orang miskin.
[caption id="attachment_363869" align="aligncenter" width="650" caption="http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2012/05/12982-pesawat-terbang.jpg"]
Ignasius Jonan telah jadi menteri untuk orang-orang kaya. Padahal sejatinya jadi menteri itu harus melayani orang banyak, baik kasta kaya ataupun miskin. Kalau realitasnya si miskin jumlahnya banyak harusnya dia kreatif-punya kebijakan melayani kedua kasta tersebut. Kalau tak mampu, percuma jadi menteri.
Ah, bisa jadi dia seolah-olah jadi pengusaha produk 'branding' ; "Ada rupa ada harga". Tampak indah di etalase tapi dia pura-pura lupa, ada kutu di dalam kotak atau di gudang produknya. Dia bukan pengusaha kreatif yang produknya 'murah, aman dan terjamin'. Karena untuk jadi kreatif itu susah apalagi dalam sorotan nestapa publik. Kalau sudah begini makin kuatlah pernyataan konyol saya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H