Entah apa yang terjadi pada masa lalu BW. Kebenaran seperti apa yang diperjuangkannya? Tak ada yang tahu. Itu wilayah Sakral. Namun pasti, ada pembenaran Profan yang kental.
Dan ketika pembenaran (profan) BW saling tusuk atau saling meniadakan dengan Polri di panggung Hukum, akan kita saksikan dramatisnya pergelutan mereka. Bukan tak mungkin sebuah tragedi tersaji jelas tentang ironisnya nasib BW ; dia mendapatkan banyak tusukan sehingga terjerembab dan terkapar di bibir panggung tepat di mata publik yang sulit menerima-sambil berucap Hukum tak lebih kebenaran abal-abal.
Pada saat itu, sebenarnya publik-lah yang setengah telanjang, namun masih malu-malu mengakuinya. Padahal, panggung itu selalu indah di ranah Profan. Kalau tak indah, tentu tak menyedot rasa dan mencelik mata, bukan?