Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kayak Buruh Saja, Tedjo Tak Cocok jadi Menkopolhukam

7 Februari 2015   07:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_367632" align="aligncenter" width="460" caption="gambar :http://us.images.detik.com/customthumb/2015/02/04/10/111524_tedjoedhy.jpg?w=460"][/caption]

Menteri Tedjo Edhy Purdijatno buat ulah lagi. Dari bibirnya keluar pernyataan yang tak sesuai jabatan yang kini diembannya. Harusnya diplomatis, tidak rusuh dan 'njelelehi'.

'Kayak buruh saja', demikian keluar dari bibir seorang Menko yang ngurusin politik dan keamanan saat menyikapi 'kemungkinan' jajaran KPK melakukan mogok kerja bila semua pimpinannya jadi tersangka oleh Polri. (Baca sumber berita1 beserta turunannya,

berita2


beserta turunannya)

Apapun sikap KPK yang 'aneh' itu tak sepantasnya seorang Menkopolhukam bicara seperti itu mengingat situasi politik sedang panas karena perseteruan KPK vs Polri. Bukankah perseteruan itu mengandung bahaya laten kacau-nya situasi politik dan keamanan negara-yang justru menjadi tanggung jawabnya?

Dengan pernyataan tak elok sesuai jabatannya, justru akan menjadi kontraproduktif bagi tanggungjawab sang Menko sendiri? Ada nada pelecehan dan provokatif di muatan penyataannya

Kalau saja Si Tedjo ini seorang direktur BUMN atau katakanlah Menaker mungkin bisa dipahami. Tapi kalau Menkopolhukam? Amit-amit jabang bayi, pak.

Sejatinya jabatan Menko (Menteri Koordinator) merupakan penengah bagi semua 'konflik' yang terjadi di negeri ini, baik antar individu tokoh ataupun kelembagaan. Untuk menjadi penengah diperlukan sikap netral (tidak berpihak), lembut, diplomatis, dan daya nalar serta empati yang tinggi.

Pada jabatan seorang Menko diperlukan tingkat intelektual tinggi dan kemampuan mengolah kata yang baik, selain itu emosi yang stabil. Tidak meledak, dan bisa bikin adem ayem situasi serumit apapun yang dihadapi.

Kalau begini terus, kasihan dengan presiden Jokowi yang akan jadi sasaran tembak publik karena punya pembantu tidak intelek untuk level Menko.

Kalau sikap Menkopolhukam terus-menerus begitu, ya.....kayak buruh aja, pak..

Sumber berita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun