d) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Harga Pokok Proses (Process Costing)
Metode harga pokok proses adalah sebuah metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan (Whitten, 2007).
Dalam produksi bertahap, setiap saat ada satuan-satuan yang selesai dikerjakan. Oleh sebab itu, dalam produksi bertahap setiap bagian produksi harus dipandang sebagai unit-unit yang berdiri sendiri, yang untuk produksi yang dihasilkannya mengeluarkan biaya-biaya. Oleh sebab itu, secara berkala harus memberikan laporan biaya produksi yang antara lain harus memuat pertanggung jawaban biaya-biaya yang dikeluarkan (Stice, 2009).
Menurut Mulyadi (2007), metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut:
a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
***
Dari uraian diatas sudah jelas harga pokok produksi sangat penting bagi suatu industri, namun tidak jarang penanganan pencatatan harga pokok produksi hanya dicatat secara manual bahkan mungkin ada suatu usaha yang sama sekali tidak melakukan pencatatan harga pokok produksi khususnya bagi usaha kecil menengah (UKM). Pencatatan manual tersebut menyebabkan rentan terjadinya dokumen menumpuk, kesulitan dalam pencarian data, data kurang akurat dan mendetail.
Oleh karena itu, perancangan dan pembuatan aplikasi database terkomputerisasi sangat diperlukan untuk menunjang pengelolaan keuangan industri agar mempermudah dalam memperhitungkan laba bersih, harga pokok produksi tiap produk, pengambilan keputusan manajemen dan sebagainya.