Mohon tunggu...
Ni Wayan Pebi
Ni Wayan Pebi Mohon Tunggu... Administrasi - NIM/PRODI : 1802622010544/AKUNTANSI A GIANYAR

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Peningkatan Pangsa Pasar dan Manajemen Pembukuan pada UMKM Jamu, Ternak, dan Kerajinan di Desa Jehem

27 Mei 2021   08:22 Diperbarui: 27 Mei 2021   08:24 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pengakuan dari masing-masing pemilik di tiga UMKM, banyak yang mengeluhkan penjualan turun drastis pada masa pandemi covid-19 ini karena pelanggan sudah memiliki pola atau skala prioritas baru pada masa pandemi.

Pada perusahaan jamu tradisional (Ekstrak Temu Sari), pemiliknya yakni Bapak Kadek Ari Setiawan menyatakan bahwa ketika sebelum pandemi, jamu menjadi minuman pokok para masyarakat sekarang sudah bergeser dan digantikan oleh produk atau minuman yang lebih sederhana dan hemat budget misalnya air mineral. Pada UMKM Jamu terdapat permasalahan yakni, produk ini semakin banyak yang ingin menjual dengan merk sendiri dan apabila pihak UMKM tidak berkenan, maka akan ada ancaman produknya ditiru. Maka dari itu perlu perluasan promosi melalui media masa online dengan membuat website untuk meningkatkan kepercayaan konsumen atas legalitas perusahaan, beriklan di Facebook Ads dan E-Commercce supaya produk dari UMKM  ini segera menguasai pasar karena brand nya yang sudah dikenal masyarakat luas.

Selanjutnya pemilik UMKM anyaman bambu, menyatakan bahwa penjualannya turun drastis karena masa pandemi ini membuat banyak orang semakin jarang keluar dan jarang pergi ke toko. UMKM anyaman ini masih bisa bertahan karena adanya makin banyak reseller yang dulunya merupakan pegawai yang di PHK dan ada juga yang karena sulit mencari pekerjaan. UMKM anyaman Sekarrmaduess mengaku tidak berani memproduksi barang sebagai stok, untuk saat ini hanya melayani permintaan konsumen. Pencatatan pembukuan pun belum sempurna karena para tenaga kerja masih banyak yang asing mengenai pembukuan.

Kemudian UMKM Ternak Sato Nadi, memiliki permasalahan dominan di harga pakan ternak yang melonjak naik sedangkan permintaan pasar akan telur ayam kampung menurun. UMKM ternak ini masih belum memiliki pembukuan yang tertata sehingga untuk mengetahui biaya keluar dengan jumlah yang pasti dan benar masih sulit, tidak hanya perusahaan ternak, perusahaan seperti jamu tradisional dan anyaman juga mengalami kendala ini.

Sesuai dengan analisis situasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan permasalahan mitra adalah sebagai berikut:

Menurunnya permintaan pesanan oleh pelanggan ketika pandemi covid-19 dikarenakan promosi produk yang dilakukan oleh mitra belum maksimal dan banyaknya persaingan yang berpeluang menggeser kesempatan pasar.

Kurangnya pemahaman mitra pengabdian masyarakat untuk membuat pembukuan sederhana berupa catatan keuangan serta kartu pada perusahaannya.

SOLUSI YANG DIBERIKAN

Dari hasil observasi yang dilakukan dan permasalahan yang dihadapi oleh mitra disaat pandemi Covid-19, maka tim pengabdian masyarakat memberikan beberapa solusi yaitu:

1.   Peningkatan dan perluasan pemasaran melalui seluruh media sosial berupa  e-commerce yang terdiri dari bukalapak, shopee, tokopedia dan platform halaman web yakni melalui platform niagahoster dengan memuat promosi berbayar dan nonberbayar tentunya dengan tingkat area promosi yang lebih luas sekaligus membuat komponen pemasaran online untuk perusahaan seperti foto  produk dan audio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun