Mohon tunggu...
Mgs. Fisika Fikri
Mgs. Fisika Fikri Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang punya seabrek mimpi :D

Lakukanlah sesuatu yang kau sukai maka kau tak akan merasakan berkerja sehari pun (Confucius) Membaca dan menulis adalah dua hal yang kusukai.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Rumi Membeli Arak untuk Sang Guru

3 Juli 2020   22:38 Diperbarui: 3 Juli 2020   22:48 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalaluddin Rumi salah satu ulama sufi yang terkenal dengan syair-syairnya terutama yang bertemakan cinta. Memiliki nam lengkap  Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri. Berkat kafaqihannya pada ilmu agama  membuatnya dihormati dan disegani masyarakat di kotanya. Suatu ketika Rumi didatangi oleh gurunya yang bernama Syamsuddin atau dikenal dengan Syams.

Rumi begitu senang dikarenakan kehadiran seorang Syams yang sudah lama tak mengunjunginya. Pada jamuan makan malam Syams pun meminta sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh Rumi. Sang Guru meminta agar Rumi membelikan arak sebagai hadiah atas kedatangannya. 

Rumi pun tak menyangngka jika sang guru yang juga seorang yang taat beragama ini  menyukai arak yang dalam ajaran Islam adalah sesuatu hal yang diharamkan. 

Rumi pun menyampaikan hal tersebut kepada sang guru namun Syams tetap dengan permintannya. Apalagi Rumi adalah ulama di kotanya apa yang dikatakan orang jika dia membeli arak yang diharamkan itu.

"Jika kau malu, mintalah pembantumu membelikannya," perintah Sang Guru.

"Bagaimana mungkin meminta orang lain membelikannya?," Rumi menjawab.

"Kalau begitu belilah di luar kota yang mana orang tidak mengetahui siapa dirimu karena jika tidak dibelikan arak aku tidak akan makan, tidak akan bercerita denganmu," kata Sang Guru kepada Rumi.

Karena kecintaannya kepada Sang Guru, Rumi pun berjalan ke luar kota asalnya sembari mengendap-ngendap dengan menutupi wajahnya dengan jubah agar orang tak mengelainya. 

Lalu sampailah Rumi di perbatasan kotanya dan ia pun mengunjungi kedai minuman keras yang dimiliki seorang nasrani. Namun siapa sangka diantara penghuni kota itu mengenal Rumi. Kabar seorang ulama terkenal itu pun tersebar di masyarakat kota tempat Rumi berasal. Seorang ulama yang dikagum-kagumi selema ini menjadi bulan-bulanan warga kota.

Rumi hanya bisa terdiam saat dipukuli, diludahi, dan dihina tanpa membela diri sekalipun yang membuat masyarakat semakin berang terhadapnya. Saat itulah Syams, Sang Guru datang lalu berubah suasana menjadi hening.

"Celakalah kalian yang telah menyebarkan fitnah kepada seorang yang tak bersalah. Rumi tidak membeli arak tapi yang ia beli itu adalah sebotol cuka makan," Sang Guru turut membela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun