Fairplay, please! Sering terdengar dalam sebuah pertandingan olahraga, baik itu disuarakan oleh pemain, wasit, juri maupun penonton. Banyak yang mengartikan fairplay adalah permainan yang adil, permainan yang jujur, permainan yang sesuai aturan, atau tindakan/aturan yang sama untuk semua peserta.Â
Jika peserta dan seluruh komponen pertandingan menjalankan permainan dengan fairplay, diharapkan akan menghasilkan juara sejati, juara yang sebenarnya. Namun sebaliknya, jika fairplay dilanggar, maka yang ada adalah juara akal-akalan, juara "semu".
Kejadian yang dialami tim Indonesia pada pertandingan bulutangkis All England tahun 2021 yang diselenggarakan di Utilita Arena Birmingham, 17-21 Maret 2021, patut menjadi pertanyaan, apakah penyelenggara pertandingan sudah bersikap fairplay pada seluruh peserta?
Tim Indonesia yang terdiri dari 24 orang termasuk atlet dan ofisial "dipaksa" harus mundur dari ajang bulutangkis level Super 1000 tersebut. Karena dalam perjalanan dengan pesawat dari Istanbul menuju Birmingham di dalam pesawat tersebut ada orang yang terinfeksi Covid 19.Â
Padahal sebelum Sebelum keberangkatan, Jonathan Christie dan kawan-kawan telah melakukan vaksin sebanyak dua kali dan dinyatakan negatif Covid-19 usai melakukan tes swab PCR. Dan setelah tiba di Birmingham, pada hari Sabtu siang waktu setempat tanggal 13 Maret 2021 juga telah menjalani tes swab PCR.Â
Seperti penjelasan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Rionny Mainaky, tim Indonesia diwajibkan melakukan karantina selama 12 jam di kamar hotel sambil menunggu hasil tes keluar.Â
Hasilnya, tim Indonesia dinyatakan negatif Covid-19 dan diizinkan berlatih di pusat kebugaran yang ada di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre pada hari Senin tanggal 15 Maret 2021.Â
Pada hari Rabu, 17 Maret 2021 atau kurang dari satu hari menjelang dimulainya All England ditemukan kasus positif Covid-19 di kubu India, Thailand, dan Denmark.Â
Situasi tersebut membuat pihak penyelenggara menunda All England 2021 dan melakukan tes ulang terhadap seluruh atlet maupun tim ofisial yang hasil tesnya diragukan.Â
Melalui hasil managers meeting, BWF menyatakan seluruh peserta aman setelah dites ulang dan siap bertanding. Pertandingan babak pertama All England 2021 akhirnya dimulai pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2021 jam 13.30 WIB atau 20.30 WIB. Empat wakil Indonesia yang bertanding berhasil memastikan langkah ke babak 16 besar.Â
Mereka adalah Jonatan Christie, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (maju ke babak kedua setelah lawannya mengundurkan diri).Â
Namun menjelang pertandingan 3 wakil lainnya yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tim Indonesia mendapat e-mail dari otoritas kesehatan Inggris (NHS) "Anda telah diidentifikasi kontak dengan seseorang yang baru-baru ini dites positif Covid-19. Jadi, Anda harus tinggal di rumah dan mengisolasi diri hingga 23 Maret. Anda harus melakukan ini, sekalipun jika tidak memiliki gejala atau menerima hasil negatif saat dites," (kutipan e-mail NHS).
Dengan adanya hal tersebut yang memaksa ketiga wakil Indonesia itu gagal bertanding dan status mereka berubah menjadi kalah WO. Pun demikian dengan wakil Indonesia lainnya tidak bisa lanjut ke babak selanjutnya.
Kerugian tim Indonesia pada ajang All England, juga merupakan kekecewaan seluruh penggemar bulutangkis dan rakyat Indonesia. Dalam hal ini, kekesalan ini khususnya ditimpakan pada penyelenggara dan BWF selaku otorita tertinggi bulutangkis dunia. Mereka sepertinya lalai dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan hadir pada kegiatan olahraga pada masa pandemi ini.Â
Semua kegiatan olahraga pada masa pandemi haruslah berubah dan menyesuaikan diri dengan segala situasi yang ada, namun pada kenyataannya adalah "pemaksaan" turnamen dengan merugikan salah satu kontestan.Â
Dengan adanya hal ini tentu, penyelenggara dan BWF dalam hal ini, belum menerapkan fairplay untuk semua tim peserta. Karena seharusnya All England 2021 dibatalkan. Jika memang itu aturan untuk semua, karena tim Indonesia sudah bertanding, sudah membaur ke arena. Dan pada walnya ada beberapa tim yang positif Covid 19.Â
Artinya di dalam arena tersebut adalah arena yang tidak "bersih". Dan semua yang ada di arena tersebut juga harus diisolasi selama 10 hari (sesuai aturan NHS). Dan BWF juga tidak serta merta melakukan tindakan pencegahan akan hal itu. Dan sudah seharusnya tim Indonesia yang dirugikan, mendapat "kompensasi" atas ketidakadilan dari pihak penyelengara dan BWF.
Dengan adanya kejadian ini, perasaan sebagai warga negara Indonesia juga merasa direndahkan dengan tidak dianggapnya hasil tes PCR dari tanah air, sebagai acuan bahwa seseorang negatif/bebas dari Covid 19. Sudah selayaknya kita bantu para pemain dan ofisial dengan memberikan semangat dan dukungan sebaik mungkin.Â
Seperti yang diperlihatkan warganet Indonesia di beberapa media sosial/online. Bulutangkis adalah olahraga kebanggaan Indonesia, harapan Indonesia. Mari kita bantu para pahlawan bulutangkis untuk mendapatkan keadilannya, mendapatkan kejayaannya.Â
Jangan patah semngat para pahlawan bulutangkis, kami warga negara Indonesia akan selalu mendukung dan membela kalian sebagai wakil dia ajang bulutangkis dunia.Â
Dan kami berharap BWF bersikap adil dan fairplay, kami berharap BWF Badminton With Fairplay, sehingga menghasilkan juara sejati. All England 2021 : Indonesia adalah Juara Sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H