Mohon tunggu...
Dody Solih Setiawan
Dody Solih Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, fotografer, pengusaha.

Guru, fotografer, pengusaha.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita dari Jalan Pedati (Sejarah SMP 36 Jakarta)

2 Desember 2020   06:26 Diperbarui: 2 Desember 2020   06:32 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Guru Senior SMP 36 Jakarta yang telah banyak mencetak generasi bangsa yang sukses di berbagai bidang. ( Pahlawan Pendidikan sesungguhnya)/dokpri

Sekolah yang berlokasi di jalan Pedati, Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Dari terminal Kampung Melayu arah Cawang, sedikit menyusuri jalan Otto Iskandardinata (Otista), kurang lebih 200 meter dari Terminal Kampung melayu, belok ke arah kiri, menuju jalan Pedati Raya. 

Wilayah ini juga terkenal dengan sebutan "kampung Arab", karena banyaknya warga keturunan Arab yang bermukim di sini. Pada awalnya SMP Negeri 36 Jakarta adalah sekolah filial atau kelas jauh dari SMP Negeri 3 Jakarta yang terletak di Manggarai Utara. 

Sekolah ini di buka pada tanggal 01 Juli 1962, dengan pimpinan sekolah adalah bapak Darpiyatna. Siswanya rata-rata berasal dari kelas I, II dan III SMP Negeri 3 yang bertempat tinggal di wilayah Kecamata Kampung Melayu. Letak sekolah tersebut berada di Gang Ayub No. 5 Bidara Cina di Gedung Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah. Namun sayangnya gedung tersebut dinilai tidak layak dan tidak memenuhi syarat sebagai sarana belajar yang standar.

Bapak Darpiyatna kemudian berusaha mencari tempat lain, dengan dibantu dan bekerja sama dengan ketua Yayasan Islamiyah di Madarasah Cawang I. Akhirnya diizinkan untuk menggunakan Gedung Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah di Cawang I. Pada tanggal 1 Agustus 1962 filial SMP Negeri 3 Jakarta ini pindah dari gang Ayub, walaupun semua serba darurat akan tetapi kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Pada saat itu, sekolah ini hanya memiliki personil terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 12 (dua belas) guru dan 10 (sepuluh) karyawan.

Walaupun dengan keterbatasan, pada tahun pertama sekolah tersebut sudah mengadakan ujian mandiri, hasinya sangat memuaskan dengan persentase kelulusan 99%. 

Dengan adanya prestasi itu maka pada tanggal 14 September 1963, SMP Negeri 3 Jakarta filial di beri nomor sendiri dan ditetapkan menjadi SMP Negeri 36 Jakarta dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 63/E/K/1963. Hal ini pula yang dijadikan sebagai tanggal hari jadi SMP 36 Jakarta. 

Dengan surat keputusan itu maka SMP Negeri 36 Jakarta sudah dapat berdiri sendiri. Siswanya bertambah banyak, namun perangkat sekolah belum dimiliki, serta kondisi keuangan yang sulit. Untuk mengurangi beban tersebut, timbul ide dari bapak Utje Rosita membentuk koperasi guru dan pegawai SMP Negeri 36 dengan singkatan KOSPIGURPA. Dengan adanya koperasi ini, diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada, terutama dalam hal keuangan.

Pada awal tahun 1964 siswa kelas I bertambah banyak, sedangkan kondisi kelas tidak mencukupi, maka Kepala Sekolah berinisiatif untuk mencari gedung baru agar dapat menampung lebih banyak siswa baru. Dan mendapat tempat di SD Balaikambang dengan waktu belajar siang hingga sore hari, karena bergantian dengan siswa SD. 

Kondisi jalan menuju sekolah yang licin, terlebih waktu hujan turun karena jalan masih berupa tanah merah, disamping itu permukaan jalan yang naik turun. 

Pada saat itu jika hujan turun pada sore hari, saat para siswa pulang sekolah pandangan remang-remang karena cahaya terhalang oleh pohon-pohon yang besar dan rimbun, melewati kebun salak dan kuburan keramat, hal yang cukup sulit pada saat itu. Karena hal tersebut banyak orang tua siswa yang keberatan untuk belajar di tempat tersebut, namun apa boleh buat merekapun akhirnya mau mengerti akan kesulitan yang di hadapi sekolah pada saat itu.

Pada tahun 1964 terjadi pergantian kepala sekolah, Bapak Darpiyatna pindah tugas ke SMP Negeri 14 Jakarta. Dan penggantinya sebagai Kepala SMP 36 Jakarta adalah Bapak Julius Rikin. Pada tahun 1966,Bapak Julius Rikin memasuki masa purna bakti atau pensiun dan digantikan oleh Bapak Abdul Wakil. 

Bapak Abdul Wakil berusaha untuk mencari gedung/tempat baru, agar permasalahan di sekolah dan para orang tua siswa dapat teratasi. Dan mendapat izin untuk menempati Gedung SD di jalan Setia yang baru saja selesai dibangun, maka pada saat itu juga langsung dilaksanakan peresmian untuk pindah lokasi gedung SMP 36 Jakarta.

Pada tahun 1969 pemerintah banyak membuat gedung-gedung sekolah baru diantaranya di Kebon Pala dan di Jalan Pedati. SMP Negeri 36 Jakarta yang sering berpindah-pindah menimbulkan banyak permasalahan di sekolah tersebut. SMP Negeri 36 Jakarta tidak memiliki inventaris apapun kecuali bangku-bangku dan meja-meja tua yang hampir usang. Hal itu pula yang menjadi perhatian pihak pemerintah daerah. 

Sehingga pada akhir tahun 1969 pemerintah daerah memberikan SMP Negeri 36 Jakarta gedung baru di jalan Pedati, walaupun dengan jumlah ruang kelas hanya 6 ruang. Tepat pada tanggal 1 Juli 1970 SMP Negeri 36 Jakarta pindah dari SD di jalan Setia ke gedung baru yang terletak di jalan Pedati. 

Meski sarana dan prasarananya masih terbatas, namun hal ini membuat rasa yang senang dan merdeka bagi para guru dan siswa. Karena mereka dapat memiliki gedung sendiri yang ditempati hingga sekarang ini. Di tempat yang baru tersebut, bagunan gedung dapat bertahan hingga 30 tahun. 

Pada tahun 2000 SMP Negeri 36 Jakarta mendapat giliran rehab total, karena untuk menanggulangi banjir yang masih sering melanda dan keadaan bangunan yang sudah rusak di sana sini. Selama kegiatan rehab total, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di SD Bali Mester 04 Jakarta, tepatnya sebelah Bank BNI Jatinegara. Pada tanggal 11 Desember 2002 perbaikan sekolah telah selesai, dan SMP Negeri 36 Jakarta kembali ke gedung yang diperbarui di Jalan Pedati.

Setelah menempati gedung baru, Bapak Sungkowo, Kepala SMP 36 Jakarta saat itu, banyak merekrut guru-guru muda potensial untuk diajak bergabung dalam mencerdaskan para siswa, sehingga membawa SMP 36 Jakarta meraih banyak prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. 

Foto dari beberapa guru-guru muda yang mengajar di SMP 36 Jakarta pada tahun 2004/dokpri
Foto dari beberapa guru-guru muda yang mengajar di SMP 36 Jakarta pada tahun 2004/dokpri

Berikut adalah Daftar Nama Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMP Negeri 36 Jakarta secara berurutan sampai saat ini (tahun 2020) :

  • Bapak Darpiyatna
  • Bapak Julius Rikin
  • Bapak Abdul Wakil
  • Bapak Sueb Hanafi
  • Bapak Endang Ahmad
  • Ibu Karsiana
  • Ibu Sumaryati
  • Bapak Drs. Abdul Somad Nawi
  • Bapak Drs. Dedih Hirawan, MM
  • Bapak Drs. Sungkowo, MM (2002-2007)
  • Bapak Bambang Surono, S.Pd.MM (2007-2011)
  • Bapak Drs. Lumba Sianipar (2011-2014)
  • Bapak H. Mohammad Entong, S.Pd.MM (2014-2016)
  • Bapak Sutresno, S.Pd (2016-201 9 )
  • Bapak Drs. Sarlem Sihotang (2019 - saat ini )

Demikianlah sekelumit sejarah SMP 36 Jakarta yang dapat dituliskan. Dengan menghimpun informasi dari beberapa saksi hidup baik guru maupun karyawan SMP 36 Jakarta dari masa ke masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun