Mohon tunggu...
Puspa Dewi Fuad
Puspa Dewi Fuad Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Be yourself no matter what they say

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ternyata Fatin Tidak Sempurna

26 Agustus 2013   10:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:48 5113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara sederhana mencintaimu Fatin dengan selalu mendoakan kebahagiaanmu Tak perlu menterjemahkan cinta kami Fatin Karena mungkin akan menghabiskan seumur usia, menerka isyarat hati yang hanya dapat terasa Fatin tetaplah menjadi yang terindah. Satu senyum sederhana kami sebagai Fatinistic, tak perlu mewah apalagi terindah, adalah lebih dari bahagia jika itu tanpa rekayasa. Fatin Tak perlu menjadi sesuatu, Cukup menjadi dirimu, Dengan balutan cinta kami yg tulus yang menyatu disegala waktu.

13774857471109869379
13774857471109869379
Fatin Dalam hidup,kadang kita tak akan selalu mendapatkan apa yang paling kita inginkan, terkadang kita hanya mendapat pelajaran yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
13774858311010079079
13774858311010079079
Don’t compare your life to others. You have no idea what their journey is all about.” – Woody Hayes.(Jangan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, Kehidupan kita tidak sama dengan yang lain) Tak perlu sempurna untuk disayang dan tak perlu sempurna untuk s'lalu diingat, tapi yang penting bagaimana kita bisa memberikan sesatu yang berharga dan penting dalam hidup seseorang,Cukup jadilah yang terbaik,karena "sempurna" bukanlah ukuran.
1377485926254549886
1377485926254549886

Aku mungkin salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba memahami filosofi lilin dengan perspektif yang berbeda. Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar setelah memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Hanya mereka yang mau berkorban dengan tulus tanpa pamrih seperti lilin yang akan berhasil mencapai puncak kesadaran kosmik (pencerahan), suatu konsepsi kesadaran yang dibutuhkan sebagai tiket menuju puncak kebahagiaan yang dicita-citakan oleh semua ummat manusia dan bangsa-bangsa di dunia. Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang tercerahkan dan mampu mencerahkan kehidupan. Belajarlah hidup seperti lilin, menerangi kegelapan dan berkorban dengan tulus tanpa pamrih.

Mari belajar bersama!

1377486110636369726
1377486110636369726

Setiap satu tetes air mata yg kau keluarkan maka di situ ada 1000 Fatinistic yg mengusapnya Always support Fatin Sidqia Lubis

Jakarta 26 Agustus 2013

Puspa Dewi Fuad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun