Mohon tunggu...
Oktavianus Daluamang Payong
Oktavianus Daluamang Payong Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis adalah merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gagalnya Gerakan "Salam Empat Jari" Dalam Pemilu

17 Februari 2024   11:59 Diperbarui: 17 Februari 2024   11:59 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Korantempo.com

Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 telah usai. Berdasarkan hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survey dan hasil hitung cepat dari Komisi pemilihan umum, menujukan bahwa pasangan Prabowo Subianto dan Gibran lebih unggul dari dua pasangan lainnya. 

Namun beberapa waktu sebelum pelaksanaan pemungutan suara muncul satu gerakan yang dinamai "salam empat jari". Gerakan ini dinarasikan sebagai cara mengalahkan pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Gerakan tersebut juga sebagai bentuk perlawanan atas ambisi Prabowo-Gibran menang satu putaran di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salam empat jari diartikan pula sebagai bersatunya pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Kompas.com/13/01/2024).

Konsep satu putaran tersebut menjadi momok bagi pasangan nomor urut satu dan tiga.  Konsep satu putaran tersebut artinya pemilu hanya akan berlangsung satu putaran jika salah satu pasangan memperoleh lebih dari 50% total suara, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Umum. Pemilu.

Menurut Pasal 416 Ayat (1) UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, syarat pemilu satu putaran adalah sebagai berikut: Pasangan Calon Terpilih adalah pasangan yang memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh suara dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dengan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) suara pada setiap provinsi tersebar pada lebih dari separuh jumlah suara yang diperoleh. jumlah provinsi di Indonesia.

Makna Salam Empat Jari

Sebelum menelaah lebih jauh gagalnya salam tersebut, dikutip di lamat X(Twiter, Gitaputrid)  salam empat jadi ini merupakan simbol perlawanan yang memiliki arti sebagai berikut Pertama alasan : Diyakini bahwa pasangan nomor dua layak dihindari dan tidak harus dipilih; untuk mengalahkan paslon nomor 2 diperlukan solidaritas rakyat yang lebih besar dari sekedar gabungan pasangan nomor urut satu dan tiga; banyak yang menghendaki terbentuknya koalisi paslon 1 dan 3 pada putaran kedua.

Kedua, makna :Angka empat merupakan simbol dai nomor satu dan tiga yang melalui tangan masyarakat sendiri bukan elit; simbol membela sila ke empat; Isyarat internasional untuk tanda bahaya dan atau meminta pertolongan; simbol asa kekuatan politik baru (ke-4) yang lebih progresif melawan oligarki dan politik dinasti.

Ketiga, Aksi :jangan golput karena dengan tidak memilih sama saja membiarkan paslon nomor 2 menang; pilih paslon nomor 1 atau 3; sebarluaskan keprihatinan terhadap pelanggaran etika; tampilkan simbol empat jari dalam berbagai momen.

Angka 4 juga melambangkan Sila ke-4 dalam Pancasila Indonesia, kebijaksanaan wakil rakyat. Selain itu, hal ini juga melambangkan kekuatan rakyat dalam melawan oligarki di Indonesia, yang dicapai tanpa menggunakan kekerasan dan didorong oleh gerakan organik yang terdiri dari para pemikir kritis dan mahasiswa Indonesia.

Gerakan ini juga menarik bagi mereka yang memprioritaskan 'siapa pun kecuali Prabowo Gibran', serta mereka yang menentang dinasti politik presiden saat ini, Jokowi. Gerakan ini bertentangan dengan kebijakan 'cawe-cawe' yang diusung Jokowi yang menimbulkan kekhawatiran akan tingginya kemungkinan manipulasi pemilu dalam pemilu.

Gerakan Yang Gagal

Gerakan yang juga turut diinisiasi  oleh generasi muda dan mahasiswa yang diprakarsai oleh Partai Hijau Indonesia dan John Muhammad, disebarluaskan oleh para intelektual dan aktivis muda, termasuk mereka yang terlibat dalam inisiatif seperti Gejayan Memanggil dan lain-lain.

Namun puncak dari semua gerakan itu adalah Prabowo-Gibran yang berdasarkan perhitungan sementara jauh lebih unggul dari pasangan nomor satu dan tiga, bahkan dari persentase hasil menujukan bahwa pasangan nomor dua bisa menang dalam satu putaran. 

Ada beberapa alasan di balik gagalnya gerakan tersebut. Pertama, Kecintaan masyarakat yang masih sangat besar kepada Jokowi.  Salah satu faktor di balik kemenangan Prabowo-Gibran adalah visi paslon yang melanjutkan program dari Jokowi. Faktor ini yang membuat masyarakat akhirnya lebih memilih Prabowo-Gibran. Kedua, di kubu pasangan nomor satu yang menyuarakan visi perubahan ternyata belum mempan mengambil hati masyarakat. Ketiga, pasangan calon nomor tiga memiliki banyak cerita dan aksi yang menyebabkan menurunnya daya dukung masyarakat. Misalnya saja penolakan Ganjar terhadap timnas Israel memunculkan kemarahan dari kaum muda. Sehingga suara anak muda yang saat ini mayoritas lebih memihak kepada pasangan nomor dua. 

Kemenangan itu datang dari masyarakat. Masyarakat yang paling tau mana figur yang layak dan cocok menjadi pemimpin. terlepas dari strategi dan berbagai gerakan yang dibangun namun kedaulatan itu apabila sudah datang dari masyarakat maka demokrasi berjalan dengan baik.

Kemenangan Prabowo-Gibran adalah kemenangan masyarakat Indonesia. Terlepas dari ada pihak yang akan mengkalim hasil dari Pemilu namun saat ini masyarakat harus bergembira karena sudah ada pemimpin baru bangsa  ini. terlaksananya Pemilu yang aman dan damai merupakan cerminan dari demokrasi yang kuat dalam bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun