Gerakan yang juga turut diinisiasi  oleh generasi muda dan mahasiswa yang diprakarsai oleh Partai Hijau Indonesia dan John Muhammad, disebarluaskan oleh para intelektual dan aktivis muda, termasuk mereka yang terlibat dalam inisiatif seperti Gejayan Memanggil dan lain-lain.
Namun puncak dari semua gerakan itu adalah Prabowo-Gibran yang berdasarkan perhitungan sementara jauh lebih unggul dari pasangan nomor satu dan tiga, bahkan dari persentase hasil menujukan bahwa pasangan nomor dua bisa menang dalam satu putaran.Â
Ada beberapa alasan di balik gagalnya gerakan tersebut. Pertama, Kecintaan masyarakat yang masih sangat besar kepada Jokowi. Â Salah satu faktor di balik kemenangan Prabowo-Gibran adalah visi paslon yang melanjutkan program dari Jokowi. Faktor ini yang membuat masyarakat akhirnya lebih memilih Prabowo-Gibran. Kedua, di kubu pasangan nomor satu yang menyuarakan visi perubahan ternyata belum mempan mengambil hati masyarakat. Ketiga, pasangan calon nomor tiga memiliki banyak cerita dan aksi yang menyebabkan menurunnya daya dukung masyarakat. Misalnya saja penolakan Ganjar terhadap timnas Israel memunculkan kemarahan dari kaum muda. Sehingga suara anak muda yang saat ini mayoritas lebih memihak kepada pasangan nomor dua.Â
Kemenangan itu datang dari masyarakat. Masyarakat yang paling tau mana figur yang layak dan cocok menjadi pemimpin. terlepas dari strategi dan berbagai gerakan yang dibangun namun kedaulatan itu apabila sudah datang dari masyarakat maka demokrasi berjalan dengan baik.
Kemenangan Prabowo-Gibran adalah kemenangan masyarakat Indonesia. Terlepas dari ada pihak yang akan mengkalim hasil dari Pemilu namun saat ini masyarakat harus bergembira karena sudah ada pemimpin baru bangsa  ini. terlaksananya Pemilu yang aman dan damai merupakan cerminan dari demokrasi yang kuat dalam bernegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H