Mohon tunggu...
Gunawan S. Pati
Gunawan S. Pati Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Penikmat buku dan pengamat pendidikan dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Rencanakan Kegiatan Sebelum Pensiun jika Ingin Tetap Produktif

9 Agustus 2021   21:36 Diperbarui: 16 Agustus 2021   15:01 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikmati pensiun dengan bahagia | Sumber: pixabay.com

Sudah lama ingin menulis kegiatan semasa pensiun, tetapi keinginan itu selalu tertunda karena saya pikir tingkat keterbacaan akan rendah dan momennya kurang tepat. Eh, ternyata malah di Kompasiana ada topik pilihan, "Tetap produktif meski sudah pensiun, mengapa tidak?"

Tidak mengira ternyata saya sudah pensiun hampir 2 tahun sebagai tenaga ASN fungsional saat usia saya 60 tahun. 

Mengabdi sebagai guru sudah 14 tahun, yang mana 13 tahun menjadi kepala SMP dan 10 tahun menjadi pengawas SMP. 

Agar pengalaman dan ilmu yang diperoleh tetap bermanfaat, saya masih ngajar di 2 perguruan tinggi swasta pasca pensiun. 

Pendidik termasuk guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah usia pensiunnya 60 tahun. Sedangkan dosen usia pensiunnya ialah 65 tahun dan dosen yang menyandang pangkat guru besar ialah 70 tahun.

Oh ya sesuai PP No.10 Tahun 2010 yang namanya jabatan fungsiunal adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 

Biasanya orang-orang yang menjelang pensiun sudah punya rencana, ada yang akan menjadi MC (Momong Cucu), berkebun, berternak, bertani, mendalami agama, berwiraswasta, mengajar atau hanya menikmati masa tua di rumah saja.

Semua aktivitas pensiun memang merupakan pilihan tergantung dari rencana dan kemampuan masing-masing orang.

Sebenarnya ada dua faktor utama membuat seorang pensiun hidupnya bahagia, yaitu faktor ekonomi dan kesehatan. 

Sebelum pensiun apalagi yang memiliki jabatan, tentunya pendapatannya cukup tinggi ditambah kegiatan-kegiatan kedinasan yang selalu ada penghasilan tambahannya. Relasi dengan orang lain juga cukup banyak dan sering mendapat kepercayaan memimpin beberapa kegiatan. 

Setelah masa pensiun tiba, hampir semua pendapatan berkurang dan penghasilan tambahan sudah tidak ada lagi membuat pensiunan menjadi sedih  

Apalagi ada anak yang belum selesai menempuh pendidikan dan malah ada yang sudah lulus, tetapi belum kerja tentu menjadi beban berat bagi pesiunan. 

Oleh karena itu, kita harus siap mental jika akan menghadapi masa pensiun, pikiran ditata, mengubah gaya hidup, dan pengeluaran disesuaikan dengan kebutuhan bukan keinginan agar tidak stres menghadapi pensiun.

Selain faktor ekonomi, faktor kesehatan juga tidak kalah pentingnya. Jika kita masih punya banyak uang hasil menabung selama masih aktif bekerja, tidak akan berguna ketika sakit-sakitan. 

Bisa jadi uang tabungan habis untuk biaya kesehatan dan masa pensiun tidak bisa dinikmati. Agar tetap sehat di masa pensiun, banyak tips yang bisa dilakukan dan informasinya tersebut bisa kita dapat dari internet. 

Salah satu tips tetap sehat dan bahagia pada waktu pensiun adalah olahraga. Lakukan olahraga dengan terukur dan teratur, maksudnya sesuai dengan kemampuan fisik dan dilakukan secara rutin. 

Nah, agar waktu pensiun bermanfaat dan produktif, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain sebagai berikut:

Pertama, rencanakan kegiatan apa yang akan dikerjakan pada waktu pensiun

Setiap kegiatan sebaiknya perlu perencanaan agar hasilnya lebih baik. 

Ada kata-kata bijak dari Benjamin Franklin tentang perencanaan," If you fail to plan, you plan to fail." 

Setiap kegiatan harus dirancang dengan baik. Jika kita gagal membuat perencanaan yang baik, ini artinya kita sedang merencanakan kegagalan. 

Banyak alternatif kegiatan yang bisa dilakukan ketika pensiun dan sudah saya tulis pada awal paragraf di tulisan ini. Namun bukan sekadar pilihan kegiatan yang akan dijalani, melainkan perlu perencanaan yang rinci dan matang. 

Seperti saya misalnya, saya ingin melanjutkan aktivitas mengajar di perguruan tinggi ketika pensiun, bekal yang telah saya siapkan yaitu menempuh jenjang pendidikan tertinggi sehingga tidak banyak saingannya. 

Akhirnya satu tahun menjelang pensiun, saya sudah ngajar di dua perguruan tinggi tidak jauh dari tempat tinggal.

Dua, lakukan analisis jika ingin membuka usaha

Biasanya seseorang memiliki berbagai alternatif kegiatan ketika pensiun, mereka hanya berandai-andai apa yang akan dikerjakan pada waktu pensiun. Salah satu teman akan membuka toko kelontong, ada juga yang ingin membuka warung makan. 

Mereka beragumentasi memanfaatkan uang tabungan hari tua (THT) dari PT TASPEN yang akan diterima ketika pensiun sebagai ASN. 

Mungkin mereka lupa selama jadi ASN sudah terbiasa berada zona nyaman. Jika akan terjun ke dunia wiraswasta tantangannya berbeda jauh, perlu kehati-hatian dalam menentukan usaha. 

Jangan sampai seperti teman satu kantor saya, dengan uang THT dia membuka warung makan. 

Awalnya banyak pembeli, tapi lama-kelamaan sepi pembeli akhirnya warungnya tutup. 

Ternyata saat akan membuka usaha buka warung tidak dilakukan analisis kebutuhan konsumennya. 

Nah, jika Anda pensiun dan ingin membuka usaha, setidaknya perlu tahu beberapa hal, seperti siapa konsumennya, dari mana saja konsumennya, menu apa saja yang ditawarkan, hingga urusan pemilihan tempat berjualan apakah strategis atau tidak. 

Keinginan untuk berwiraswata itu bagus, tapi tanpa perhitungan yang cermat yang didapat malah kerugian bukan keuntungan.

Ketiga, siapkan beberapa alternatif kegiatan sebelum masa pensiun

Perencaan kegiatan waktu pensiun biasanya dilakukan sekitar lima tahun sehingga ketika pensiun tiba persiapan sudah matang. 

Namun demikian, jangan menyiapkan hanya satu kegiatan saja. Misalnya menanam lombok, seseorang tertarik jadi petani setelah pensiun karena keuntungan menanam lombok menjajikan. 

Sayangnya, begitu dia pensiun harga lombok turun dratis akibat banyak petani yang menanam lombok. Akhirnya rencana menjadi petani lombok gagal, sebaiknya ada alternatif kegiatan lain. 

Sebaiknya, perencanaan sudah dilakukan jauh sebelum pensiun, namun demikian ketika pensiun tiba situasi dan kondisi bisa berubah tidak sesuai dengan perencanaan. Jika rencana pertama gagal, tentunya masih ada rencana yang lain.

Itulah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan hari pensiun agar tetap produktif. 

Semoga bermanfaat.

Pati, 9 Agustus 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun