Dengan menganalisis hasil angket saya akan tahu nilai postif dan negatif selama memimpin. Kekurang-kerungan biasanya yang tahu justru orang lain karena kita tidak menyadari jika berbuat salah.Â
Dengan angket kita bisa menyerap informasi dari seluruh pemangku kepentingan yang ada di sekolah. Agar angket hasilnya benar-benar objektif responden tidak perlu menulis identitas. Apabila ingin menyerap ide dari pemangku kepentingan kita bisa memberikan pertanyaan terbuka.
Angket saya berikan pada akhir tahun pelajaran sekaligus evaluasi kinerja kepemimpinan. Dengan demikian saya bisa memfokuskan pada perubahan cara mengelola sekolah sesuai dengan saran dari para guru dan staf karyawan yang diperoleh dari hasil angket.Â
Dengan cara seperti ini saya mendapat penilaian baik sebab sesuai dengan harapan mereka.
Beginilah cara saya membangun personal branding yang mungkin berbeda dengan pemimpin pada umumnya.Â
Penyusunan angket tidak berbeda jauh dengan angket penelitian yang diawali dari variabel, indikator kemudian pertanyaan maupun pernyataan. Ketepan penyusunan angket sangat penting agar mampu mengungkap permasalahan sebenarnya yang ada di sekolah.
Semoga bermanfaat.
Pati, 11 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H