Sebaliknya, di bidang politik dan keamanan, ada sebanyak 46,7 persen reponden merasa puas  dan 6 persen merasa sangat tidak puas. Mengapa bisa seperti ini?Â
Seperti penulis sampaikan sebelumnya bahwa jawaban responden diperngaruhi oleh pengalaman dan ingatan , suasana hati dan intensitas meski masih banyak faktor lain.Â
Pemberitaan dua bidang tersebut mendominasi sebagian  besar media  dengan intensitas cukup tinggi sehingga mempengaruhi emosi responden. Pemberitaan lewat beberapa media tentang  pembagian beberapa bentuk bantuan pada masyarakat akibat Covid-19 dan demonstrasi menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat bisa jadi berpengaruh pada hasil survei.  Â
Hasil survei Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil surveinya terkait tingkat kepuasan publik yang mencapai 67, 4 persen terhadap kinerja jokowi-Ma’ruf yang dilaksanakan 9 -12 Juni 2020 di 34 provinsi di Indonesia dgn cara telesurvei (Merdeka.com 19/6/2020).Â
Hasil survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) dilaksanakan pada pertengahan bulan Juni 2020 sehingga pada saat itu belum muncul demonstrasi maupun protes terhadap pemerintah. Oleh karena itu hasil survey dari ASI tentang kepuasan publik atas kinerja pemerintah cukup bagus mencapai 67,4 persen.
Fokus pada program kerja
Apapun hasil survei tentang kinerja Jokowi-Ma’ruf,  pemerintah sebaiknya menerima dengan lapang dada sebagai evaluasi kinerja selama 1 tahun menjabat.Â
Masih ada cukup waktu 4 tahun untuk menyelesaikan program kerja. Jangan sampai dilupakan program kerja yang pernah disampaikan pada waktu pelantikan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin di gedung Parlemen 20 Oktober 2020.Â
Ada 5 program kerja (1) pembangunan sumber daya manusia, (2) pembangunan infrastruktur, (3) penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi, (4) penyerdanaan birokrasi, dan (5)transformasi ekonomi. Di antara 5 program kerja yang menjadi prioritas adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM).Â
Sayangnya, program pembanguan SDM terkendala pandemi Covid-19 akibatnya program dan kegiatan banyak yang ditunda.
Pembangunan SDM diprioritas dalam rangka menyiapkan generasi pekerja yang akan menghadapi bonus demografi. Generasi pekerja yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tetapi juga menguasai teknologi serta disiplin dan berdaya saing tinggi. Karena merupakan program prioritas maka pemerintah akan menyiapkan dana cukup besar agar pembangunan SDM tercapai.Â