Mohon tunggu...
Pauzi Arrad
Pauzi Arrad Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat IPB 2010

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semangat Muda, Semangat Perubahan

28 Oktober 2014   20:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_350399" align="alignnone" width="620" caption="aqiqahcatering.com/"][/caption]

Seyogyanya dalam fase kehidupan manusia, usia emas seorang manusia berada pada usia balita (0-5 tahun) dan usia muda (20-40 tahun). Pada usia balita seorang manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat untuk mempersiapkan fase kehidupan berikutnya. Semakin baik perhatian kita pada kebutuhan untuk menyokong tumbuh kembang saat usia ini maka semakin baik pula kualitas seorang manusia. Usia emas kedua dalam fase kehidupan manusia adalah pada usia mudanya (20-40). Usia ini adalah usia emas dimana manusia pada fase ini merupakan aset yang unggul dan memiliki produktivitas yang tinggi sehingga dapat memberikan nilai tambah yang besar dan berkontribusi terhadap kehidupan. Pada tahap ini, kisaran nilai tambah antara manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda, tergantung dari potensi diri, tingkat pendidikan, kemampuan berkomunikasi, dan jaringan yang dimiliki. Untuk kasus tertentu, bahkan ada pemuda yang nilai tambahnya jauh melebihi nilai tambah manusia usia dewasa.

Sepanjang peradaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok pelopor dalam segala hal. Berbagai perubahan yang terjadi di setiap bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial, motor utamanya tak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan terik panas yang menyengat.

Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang sama kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda yang baik dan terdidik serta berintegritas pun berkarakter maka merekalah yang akan menyebarkan nilai-nilai kebaikan serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada baiknya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Adakah kita lupa, tentang Sukarni? Seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni jelas tercatat dalam sejarah bangsa ini. Sukarni adalah tokoh pemuda yang mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.

Kita tahu tentang Sayuti Melik, tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno. Siapa jua tak kenal Bung Tomo? Promotor perjuangan arek-arek suroboyo yang dengan keberanian dan keyakinannya mempertahankan kota pahlawan.

Pemuda-pemuda itu telah membuktikannya. Ternyata, barisan pemuda jualah penjulang panji-panji perubahan negeri ini. Adakah kita tidak pernah menoleh ke belakang sebentar? Belajar dari sejarah, agar nanti kita juga bakal mencipta sejarah yang juga megah. Bukan untuk sesiapa, tetapi untuk sebuah kemenangan yang diimpikan oleh semua rakyat Indonesia.

Pemuda dalam konteks bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan yang mengarah pada perubahan. Mereka mempunyai peran strategis baik dari sisi pengajaran maupun dari sisi pembelaan terhadap nilai-nilai kebaikan. Dalam pentas sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini, dengan mudah kita mendapati pemuda-pemuda yang namanya terukir dengan tinta emas. Mereka layak menjadi teladan bagi pemuda generasi sekarang. Panutan yang sangat riil di saat pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.

Di zaman sekarang, pola hidup pemuda sangat memperihatinkan. Tidak sedikit pemuda hari ini terperangkap dalam kultur budaya asing yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan kultur negeri ini. Miris bila mengkaji wajah pemuda saat ini. Saat ini bukan lagi waktunya kita berbicara pesimisme yang hanya melahirkan keluh-kesah yang berujung pada perselisihan. PR bersama hari ini adalah untuk memahamkan kembali, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya, periode emas dimana para pemuda mengerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk mengisi kemerdekaan dan melanjutkan cita-cita para generasi terdahulu negeri ini. Tugas bersama untuk menumbuhkan kembali semangat perubahan, semangat membagun negeri untuk wujudkan Indonesia yang lebih baik.


“Jangan tanyakan lagi apa dan berapa besar masalah pada bangsa ini. Tanyakanlah sudah apa dan berapa besar kamu berbuat untuk negeri.”

Nukilan kisah kaum muda terdahulu bukanlah dongeng atau cerita fiktif. Mereka adalah manusia biasa yang nyata seperti kita, yang telah mengukir prestasi gemilang di masa mudanya. Mereka adalah anak-anak muda negeri ini yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan karakter dan integritas yang dimiliki. Sungguh karya yang luar biasa!

Lalu, jika mereka pada usia mudanya telah berhasil mempersembahkan karya yang luar biasa, bahkan ada yang mempersembahkan nyawanya untuk membela bumi pertiwi, maka apa yang telah kita persembahkan?

Setiap tahun, masyarakat kita memperingati hari Sumpah Pemuda di negara ini. Sayang, peringatan itu hanya sebatas kegiatan seremonial semata, tetapi miskin subtansi. Dengan adanya karakteristik sosok pemuda yang berkarakter dan berintegritas diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia masa kini dan masa depan. Sadarilah, Bumi Pertiwi ini menunggu peran para pemuda. Maka itu mari berkontribusi untuk sama-sama mengukir sejarah pencapaian diri di masa muda kita. Kita tidak lagi diminta untuk bergerilya dan berperang angkat senjata. Kita cukup berkontribusi dari keahlian kita masing-masing, mencipta karya-karya besar, prestasi-prestasi yang mendunia yang kita torehkan. Negeri ini menunggu kita, kawan!

Mari kita buktikan bahwa di atas pundak kepribadian pemuda yang berkarakter dan berintegritaslah negeri ini akan berdiri kokoh dan kuat. Mari saling mengingatkan untuk senantiasa bersemangat dalam menjalani masa muda sebagai persembahan kita untuk negeri ini. Semoga harapan dan cita-cita besar untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat dalam waktu dekat dapat kita wujudkan.

Semangat Pemuda, Gelora Negeriku!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun