Mohon tunggu...
rizal pauzi
rizal pauzi Mohon Tunggu... -

terukir indah atau terlupakan zaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senior Sampah

28 Agustus 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:13 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SENIOR SAMPAH

(DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN / KEPEMUDAAN)

Oleh :Rizal Pauzi*

Ketika kita masuk dalam sebuah organisasi kepemudaan atau kampus baru ,maka hal yang paling menarik atau yang membayangi fikiran kita adalah senior. Mengapa senior?

Mungkin jawaban yang kita terima dari para pelakunya berbeda - beda namun intinya sama yaitu bagaimana perlakuan mereka terhadap juniornya ataukah bagaimana desain pengaderan yang disiapkan untuk menyambut adik - adiknya. Jika dalam persfektif mahasiswa baru, senior kadang lebih ditakuti dibanding dosen. Seolah - olah senior adalah raja dan mahasiswa baru adalah budak.Lantas siapakah yang salah?

Apakah senioritas dalam organisasi itu tidaklah penting ataukah harus dipertahankan?

Sejenak kita menengok kebelakang, saya mahasiswa angkatan 2009 di universitas hasanuddin.Tiga tahun yang lalu saya menjadi mahasiswa baru. Entah mengapa dari awal saya sangat tidak senang dengan senior - senior.Perlakuan mereka menurutku tidak layak dicontoh, namun tetap saja sok menggurui.Bahkan mereka selalu mengganggap juniornya salah.Merujuk ke Undang - undang senioritas yaitu pasal 1 senior selalu benar, pasal 2 yaitu apa bila senior salah maka dikembalikan kepasal 1.

Namun entah mengapa aku tetap memiliki semangat untuk mengikuti seluruh pengaderan di HMJ ku.Dalam menjalani masa mahasiswa baru aku pun mencoba untuk ikut pengaderan diberbagai organisasi baik itu intra maupun ekstra kampus.

Kembali ke pembahasan senior, senior secara umum adalah orang yang telah lebih dahulu masuk dalam sebuah organisasi / kampus / maupun organisasi kepemudaan lainnya.Kesenioran seseorang diatur berdasarkan awal masuknya.Namun definisi menurut saya pribadi adalah orang yang melebihi kemampuan kita.Kedua pengertian ini benar apa bila ditinjau dari kacamata yang berbeda pula. Dari kedua definisi inilah yang melahirkan tipe senior yang berbeda.

Pada hakikatnya ,senior itu memiliki tanggungjawab / amanah yang berat. Senior harus mampu menjadi teladan bagi junior - juniornya.Selain itu senior juga harus mampu berbagi ilmu dan memotivasi adik- adiknya.Namun persoalan yang sering mmuncul adalah banyaknya senior yang kurang mengerti tentang konsep pengaderan yang akan diterapkan.

Sedikit menggambarkan inti pengaderan, dalam konsep pengaderan secara umum dikenal 3 tahap yaitu pembongkaran ,pengosongan, dan pengisian. Pada tahap awal yaitu proses pembongkaran dituntutlah para senior - senior bertindak tidak seperti biasanya (agak keluar dari norma - norm a pada umumnya) namun tetap ada nilai - nilai positif yang ditanamkan. Sedangkan dalam proses pengosongan harus betul - betul mampu membuat para peserta pengaderan harus betul - betul kosong (siap menerima apa yang akan diberikan secara ikhlas ) dan pada saat pengisian disinilah diberikan pengetahuan, ideology, dan culture yang ada dalam organisasi tersebut.

Kembali kepersoalan senior, banyaknya oknum yang keluar dari konsep pengaderan dan cenderung hanya didorong oleh sikap balas dendam dan naluri senang melihat orang lain menderita. Perilaku senior yang seperti inilah yang kemudian melahirkan kader - kader yang memiliki perilaku seperti itu pula dan bias saja membentuk karakter dan moral yang tidak baik.Dengan demikian lahirlah kader - kader yang boleh dikata akan menjadi parasit diorganisasi tersebut dimasa depan.

Rendahnya intelektual, moral dan mental senior menyebabkan lahirnya kebencian junior kepada senior. Hal ini menyebabkan proses transfer culture organisasi dan pengetahuan menjadi terhambat. Hal lain yang menjadi kendala kemudian adalah lahirnya senior yang kurang bermanfaat dan bahkan menjadi malapetaka .senior seperti inilah yang kemudian penulis memberikan istilah "senior sampah"

Istilah senior bukanlah hanya sebatas pada proses pengaderan saja. Namun tetap berlanjut pada semua level organisasi selama organisasi itu tetap berputar. Dalam hal inilah memunculkan 3 tipe senior yaitu senior ideal,senior apatis, senior sampah.

Apakah yang membedakan ketiga tipe ini?

Secara garis besar perbedaan tipe ini terletak pada perannya dalam sebuah organisasi. Senior ideal adalah senior yang mampu berbagi, bertukar fikiran, dan dapat menjadi teladan. Senior apatis adalah orang - orang yang yang kurang peka terhadap keadaan organisasi khususnya terhadap para junior - juniornya. Terkahir yaitu tipe senior sampah yaitu senior yang hanya menjadi malapetaka terhadap orang lain dan cenderung hanya mencari dan memanfaatkan statusnya(senioritas) untuk memperoleh keuntungan walaupun merugiksn orang lain.

Dalam berorganisasi khususnya dalaam lembaga kemahasiswaan / organisasi kepemudaan. Maka yang sangat perlu dibangun adalah bebersamaan ,persaudaraan, dan kesetiaan.

Namun selang waktu, perpecahan itu sering terjadi. Misalnya, dalam hal perebutan kekuasaan, penentuan kebijakan,dsb. Dalam hal ini pasti ada actor yang berpengaruh yang mencoba menciptakan konflik siapakah actor itu?

Selain itu saling curiga dan penghianatan terjadi akibat adanya keserakahan dan tujuan individu / kelompok lebih diutamakan dibanding tujuan organisasi. Siapakah penghianat itu?

Ini merupakan masalah internal , ketika kita mencoba menganalisis tentang persoalan eksternal maka kita akan mendapati oknum - oknum yang mencoba menklaim setiap kegiatan positif yang dilakukan atas arahannya sehingga seakan - akan dialah "pahlawannya",lantas siapakah dia?

Belum lagi persoalan bagaimana mengangkat figurnya sendiri ketimbang membangun organisasinya sendiri. Misalnya selalu tampil seolah - olah ferfect didepan umum tanpa memberikan ruang aktualisasi terhadap para anggotanya. Dia menciptakan dirinya sebagai "the best" ditengah perjuanganberdarah - darah anggotanya,entahlah ! lantas siapakah dia?

Persoalan berikutnya adalah persoalan membangun jaringan (koneksi). Jaringan adalah salah satu tujuan utama yang dicari dalam sebuah organisasi. Namun sadar kah kita bahwa hanya segelintir orang yang mampu mendapatkaan jaringan dari organisasi dari organisasi tersebut.lalu kenapa,hemat penulis banyak oknum yang hanya beronani dengan jaringan (organisasi) nya sendiri. Ketika ada urusan yang mengharuskan kita untuk bertemu dengan pejabat / orang sukses. Maka hanya oknum itulah yang datang bertemu dan berinteraksi atas nama organisasi, sehingga ketika mereka tidak lagi aktif dalam organisasi tersebut maka koneksi yang dibangun sebelumnya akan terputus dan bias saja jaringan yang telah dibangun tersebut di manfaatkan untuk kepentingan dirinya sendiri. Lantas siapakah oknum itu?

Terkhusus dalam persoalan mengkader anggota baru , ada oknum yang yang sering melakukan perbuatan yang berada diluar konsep dan lepas tanggung jawab ketika terjadi kesalahan. Oknum ini biasanya ingin menciptakan kader boneka atau kah adannya naluri untuk senang melihat orang lain menderita. Selain itu cenderung ingin membentuk kader yang penurut sehingga kedepan organisasi berjalan secara stagnan dan terkekang oleh culture lama organisasi yang diwariskan secara turunb temurun. Hal ini menyebabkan kreatifitas menjadi terkungkung .lantas siapakah dia?

Pemaparan diatas hanya lah sebagian kecil gambaran dalam dalam phenomena organisasi kepemudaan/kemahasiswaan. Namun untuk menjawab siapakah oknum / pelaku itu maka jawabannya hanya satu itula yang disebut "SENIOR SAMPAH". Senior sampah inilah yang dapat menciptakan ketidak stabilan roda organisasi. Dia bagaikan benalu yang melekat pada pepohonan .dia akan menghancurkan organisasi secara perlahan - lahan.

Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengidentifikasi senior sampah itu sendiri dan mencoba menghindar dari cengkramannya. Tak kalah penting adalah kita harus terhindar dari tipe senior sampah tersebut dan mencoba menjadi senior yang ideal yang mampu menjadi teladan baik dalam organisasi tersebut maupun dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan benegera.

"Jika dosen / guru hanya mampu mengajar ,maka

Seniorlah yang harus mendidik adik - adiknya"

(rizal pauzi)

Makassar, 20 Juli 2012

Rizal pauzi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun