Terkhusus dalam persoalan mengkader anggota baru , ada oknum yang yang sering melakukan perbuatan yang berada diluar konsep dan lepas tanggung jawab ketika terjadi kesalahan. Oknum ini biasanya ingin menciptakan kader boneka atau kah adannya naluri untuk senang melihat orang lain menderita. Selain itu cenderung ingin membentuk kader yang penurut sehingga kedepan organisasi berjalan secara stagnan dan terkekang oleh culture lama organisasi yang diwariskan secara turunb temurun. Hal ini menyebabkan kreatifitas menjadi terkungkung .lantas siapakah dia?
Pemaparan diatas hanya lah sebagian kecil gambaran dalam dalam phenomena organisasi kepemudaan/kemahasiswaan. Namun untuk menjawab siapakah oknum / pelaku itu maka jawabannya hanya satu itula yang disebut "SENIOR SAMPAH". Senior sampah inilah yang dapat menciptakan ketidak stabilan roda organisasi. Dia bagaikan benalu yang melekat pada pepohonan .dia akan menghancurkan organisasi secara perlahan - lahan.
Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengidentifikasi senior sampah itu sendiri dan mencoba menghindar dari cengkramannya. Tak kalah penting adalah kita harus terhindar dari tipe senior sampah tersebut dan mencoba menjadi senior yang ideal yang mampu menjadi teladan baik dalam organisasi tersebut maupun dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan benegera.
"Jika dosen / guru hanya mampu mengajar ,maka
Seniorlah yang harus mendidik adik - adiknya"
(rizal pauzi)
Makassar, 20 Juli 2012
Rizal pauzi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H