Manusia masa depan belajar dan berkarya untuk mengantisipasi masa depan. Malahan mereka sudah menghadirkan masa depan ke hari ini. Inilah generasi-generasi hebat pemilik masa depan. Mereka tidak tertarik membahas masa lalu karena mereka merasa tidak punya masa lalu, sehingga tidak dibebani masa lalu. Mereka juga tidak larut dengan gosip-gosip masa kini, karena tidak mau menghambur-hamburkan energi untuk hal-hal yang dangkal.Â
Mereka fokus pada peningkatan kompetensi diri untuk menghadapi masa depan. Dan masa depan hanya milik orang-orang yang memikirkannya.
Dari uraian di atas, dapatlah kiranya kita menginstropeksi diri kita ada dimensi mana? Masa lalu kah?, masa kini kah?, ataukah di masa depan?. Dari mengetahui dimana posisi kita saat ini, maka dapat mengukur siapa diri kita. Manusia kerdil kah?, manusia biasa-biasa saja kah?, atau manusia hebat?.
 Ini zaman revolusi industri 4.0, tidak selayaknya kita berpikir dan bertindak seperti pada zaman batu. Perubahan berlangsung sangat cepat dan bersifat eksponensial yang mengubah seluruh dimensi hidup kita. Teruslah belajar hal-hal baru, karena kalau kita lalai, pasti digilas oleh perubahan. Jadilah manusia hebat bukan manusia hiasa-biasa saja, apalagi manusia kerdil. Manusia hebat akan menghadirkan banyak manfaat bagi kehidupan, sementara manusia kerdil hanya akan menjadi beban dalam kehidupan. Punahkan jiwa kerdil anda sebelum anda sendiri yang punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H