Mohon tunggu...
Paustinus Siburian
Paustinus Siburian Mohon Tunggu... Advokat -

Pemerhati masalah-masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Lencana Presiden

18 April 2017   23:18 Diperbarui: 19 April 2017   13:47 3224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya memperhatikan hampir dalam setiap acara Presiden kita Ir. Joko Widodo memakai lencana atau apapun namanya dengan digantung pada kain dengan warna merah di kiri dan  putih di kanan. Saya agak kesulitan menemukan dasar hukum pemakaian merah putih di kiri kanan. Dalam UU No. 24 tahun 2009 ditentukan bahwa Bendera Negara di atas merah dan di bawah putih. Kalau di kiri/kanan tidak ada ketentuannya dalam UU. Memang ada ketentuan mengenai penggunaan sebagai lencana yang harus dipakai di dada

Pasal 4 ayat (3) mengatur penggunaan Bendera Negara lengkap dengan ukurannya. Ayat (4) dari Pasal 4 UU tersebut berbunyi:

(4) Untuk keperluan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bendera yang merepresentasikan Bendera Negara dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan
bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ukuran yang berbeda dengan ukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan bentuk yang berbeda dengan bentuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Ayat (1) mengatur:

(1) Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan
bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

Jika sekiranya yang dipakai di dada sebelah kiri Presiden Joko Widodo seperti dalam gambar merepresentasikan Bendera Negara maka hal itu suatu kekeliruan. Dari segi bentuk oke, tidak persegi panjang dan itu dimungkinkan Pasal 4 ayat (4). Namun penempatan warna merah putih bersebelahan tentu sudah bertentangan dengan Pasal 4 ayat (1) karena Bendera Negara yang merah di bagian atas dan putih di bagian bawah. Lagi pula, kalaupun kain merah putih tersebut merepresentasikan Bendera Negara, mengapa representasi Bendera Negara tersebut dijadikan sebagai tempat gantungan lencana.

Saya pikir Presiden Joko Widodo memakai merah putih tersebut sebagai representasi Bendera Negara dan saya yakin setiap orang di Indonesia juga berpikir bahwa merah putih tersebut adalah representasi Bendera Negara. Jika bukan, buat apa Presiden memakainya. Terdapat larangan dan pidana terhadap penggunaan semacam ini. 

Pasal 67

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), setiap orang yang:

………………..

c. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara  sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24 huruf d;

...............

Larangan

Pasal 24

Setiap orang dilarang:

……………….

d. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan

.................

Dalam kasus Presiden Joko Widodo, lencana atau benda apapun itu pada representasi Bendera Negara maka ini adalah perbuatan yang dilarang dan ada sanksi pidananya  berupa pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,oo (seratus juta rupiah), menurut Pasal 67 UU tersebut.  

Seingatku Presiden RI sebelumnya jarang memakai lencana seperti yang dipakai oleh Presiden Joko Widodo ini. Saya tidak terlalu memahami mengapa Presiden Joko Widodo merasa perlu memakainya setiap hari dan dalam setiap kesempatan. Apakah tanpa memakainya, Presiden Joko Widodo merasa kurang percaya diri selaku Presiden Republik Indonesia. Jika benar dugaan saya bahwa penggunaan representasi Bendera Negara itu keliru, maka Presiden menutupi rasa tidak percaya dirinya dengan cara yang keliru juga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun