Percobaan pemerintah dalam mengontrol kabuki ini tidak pernah berakhir dengan larangan pada gender atau usia para penampil. Di saat yang sama, kabuki ini menjadi berasosiasi erat dan terpengaruh oleh Bunraku, teater boneka tali yang kompleks.Â
Akibat pengaruh-pengaruh tersebut, tarian satu babak yang tadi nya spontan lalu berevolusi lagi menjadi drama lima babak terstruktur yang berdasar pada ajaran filosofi konfusius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!