Mohon tunggu...
Paulus Mandiara
Paulus Mandiara Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tantangan Perawat Profesional di Era Revolusi Industri 4.0

21 Desember 2019   19:41 Diperbarui: 14 April 2021   11:35 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemajuan dunia digital tidak hanya berdampak kepada teknologi dan kebutuhan masyarakat secara luas saja, tetapi juga berdampak ke dunia kesehatan. | pexels

Dalam diri perawat yang menanamkan nilai altruisme tertanam konsep dan moto "Kuabdikan Sebagian Hidup Ini Demi Kemanusiaan" sehingga apappun bentuk kegi  atannya, jika ada unsur dapat meringankan penderitaan pasien maka jiwa altruisme akan memberikan pertolongan tanpa pamri ( Abdul & Sandu 2018).

Autonomi merupakan hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri dan didalam praktik keperawatan perawat mampu memberikan kebebasan kepada klien untuk menentukan perawatan apa yang terbaik untuk diri pasien itu sendiri. Didalam sikap autonomi ada komponen yang terkandung didalamnya antara lain keyakinan, harapan, kemandirian, keeterbukaan dan disiplin diri. Perawat harus menunjukan sikap terbuka dan percaya diri serta selalu menyerahkan keputusan diri pasien sendiri serta menghargai apa pun keputusannya.

Dampak yang terjadi di industri 4.0 menuju industri 5.0 terhadap keperawatan adalah munculnya teknologi perawat robot  atau robot nurse. Negara jepang mengembangkan perawat robot ini dan memberi nama RIBA ( Robot For Interactiv Body Assitance).  Robot ini mampu mengangkat pasien dari dan ke tempat tidur, pindah ke kursi roda dan ke toilet serta mampu mengenali suara. Perawat robot ini bahkan mampu memandikan pasien dengan dilengkapi sensor yang mampu mendeteksi lokasi tubuh pasien mana yang perlu dimandikan.

Akan tetapi secanggih apa pun perawat robot ini caring perawat tidak akan tergantikan. Sentuhan terapeutik dalam pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosio- spritual pasien adalah hal yang tidak bisa dilakukan oleh perawat robot. Selain itu hal lain yang tidak bisa dilakukan perawat robot adalah perawat yang mampu memberikan informasi, memberikan edukasi, konselor, dan membela serta melindungi hak- hak pasien.

Perawat yang profesional akan selalu memaksimalkan perannya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan berpegang pada nilai nilai profesionalisme dan mampu menerapkan untukk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Perawat yang memiliki profesionalitas tidak akan tertinggal atau tergantikan dengan teknologi mesin atau robot, secanggih apa pun mesin itu bekerja.  Teruslah menanamkan nilai nilai profesionalisme dalam pelayanan kesehatan untuk menjadi perawat yang profesional.    

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hartiti, T. (2018). http://prosiding.unimus.ac.id/index.php/semnas/article/view/125
  2. Sartika, Nanda. (2011). Konsep Caring. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
  3. Farelya, Nurrobhika. (2018). Etikolegal Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta : Deepublis.
  4. Muhith, A. Siyoto, S. (2018). Aplikasi Komunikasi Teraputik Nursing & Health. Yogyakarta : Andi.
  5. Berman, A.  Snyder, S. Frandsen, G. (2015). Fundamentals of Nursing.  New york : Pearson.
  6. Darwin, E. Hardisman. (2014). Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta : Deepublis.  
  7. Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta  : Buku Kedokteran EGC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun