Mohon tunggu...
Paulus Mandiara
Paulus Mandiara Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tantangan Perawat Profesional di Era Revolusi Industri 4.0

21 Desember 2019   19:41 Diperbarui: 14 April 2021   11:35 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi industri 4.0 juga  menjadi tantangan buat perawat selain daya saing yang unggul diperlukan kesadaran dan pola pikir dalam menyikapi perkembangan indutsri. Perawat melalui kesadaran dan kedewasaan dalam berfikir mampu menganalisi informasi sesuai dengan kebenaran yang ada.

Profesionalisme yaitu sikap profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan menunjukan sikap simpati dan empati yang dapat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien. Perawat yang profesional pun dituntut untuk mampu menguasai teknik komunikasi yang baik, mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi, serta memahami faktor- faktor yang menunjang dalam komunikasi (Asmadi, 2005).

Profeionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan pun mendapat pengaruh dari adanya revolusi industri saat ini. Perubahan kerja perawat yang menitikberatkan pada sistem kerja industri melalui kemajuan teknologi, komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi dengan pasien.  

Justice, perawat memberikan keadilan dengan menjaga prinsip prinsip etik dan legal. Perawat mampu menjunjung tinggi moral dan prinsip prinsip legal dan dalam keadilan ini perawat besikap objektiv, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran. Justice di era revolusi sebagai prinsip norma yang dibawah ke era automatisasi, keadilan merupakan peraturan atau norma yang menjadi panduan dari perubahan dinamika revolusi industri. Perawat memerlukan seperangkat norma baru yang dapat menyatukan dan mengintegrasikan perawat menjadi satu.

Aesthetic yakni tidak hanya dinilai dari penampilan seorang perawat yang rapi dan bersih tetapi perawat yang mampu memberikan kepuasan kepada pasien, lingkungan pasien dan lingkungan kerja perawat. Aesthetic adalah kualitas objek suatu peristiwa/kejadian, artinya seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian (Gitafarelya & Nurrobikha, 2018).

Pengaruh revolusi industri terhadap aesthetic perawat di era revolusi 5.0 perawat akan tergantikan dengan adanya robot, memberikan obat kepada pasien  bisa dilakukan oleh robot. Kehadiran perawat untuk berinteraksi dengan pasien  kedepan akan semakin berkurang seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang.

 Equality, setiap pasien mempunyai hak dan status yang sama. Hak untuk menerima toleransi dan keadilan dalam pelayanan kesehatan. Perawat dituntut untuk bertindak sesuai dengan perlakuan yang adil, terlepas dari status ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, kecatatan ataupun orientasi seksual (Bermen, Snyder, et al, 2015). 

Adil yang berarti tidak mendiskriminasikan pasien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, ekonomi tetapi memperlakukan pasien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. Industri 4.0 ini memberikan dampak positif terhadap Patient Equality, pasien memiliki hak untuk mengatur dokter dan waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dari jarak jahu,  melakukan interaksi dengan tenaga kesehatan melalui media komunikasi internet yang berkembang saat ini.

Human Dignity adalah menghargai martabat dan keunikan pasien. Perawat mampu bersikap empathy, trust dan respectful. Contoh menghargai martabat pasien  adalah perawat mampu menjaga kerahasian pasien baik itu kerahasiaan penyakit atau apa pun yang terkait dengan kondisi kesehatan pasien.

Martabat manusia ini memiliki huubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu, termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan. Menghadapi tantangan besar yang akan terjadi di era revolusi perawat harus mampu memegang peran dan tanggung jawab terhadap pasien, perawat berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan bertanggung jawab dalam menhargai martabat pasien dan keluarganya.

Altruisme yakni perawat memiliki komitmen dan tekun dan bekerja keras untuk tetap caring kepada pasien. Altruisme ini tumbuh dalam diri perawat oleh karena dalam jiwanya tertanam nilai nilai yang esensial dari jati diri perawat yang profesional dengan payung kode etik keperawatan sehingga dalam menjalankan profesinya dengan sunguh sunguh dan berharap menganggkat citra perawat dimata masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun