Mohon tunggu...
Paulus Hurit
Paulus Hurit Mohon Tunggu... Petani - tidak sekolah

jalan-jalan, dan menghayal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Wasiat Bapak

7 Desember 2024   10:13 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi benar

Setelah aku keluar dari kamar

Dengan tatapan yang masih samar-samar

Kutemui bapak lagi santai menyeruput kopi

Dengan tampilan wajah penuh reflektif

Mentari pagi menyirami wajah bapak yang senja

Wajah bapak terukir sebuah makna hidup yang tak kunjung redup

Dengan tatapan yang masih samar-samar

Kutanyai soal surat warisan

Emak sengaja tak mendengarnya

Saudari-saudariku juga, seakan-akan mereka menutup telinga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun