Pagi-pagi benar
Setelah aku keluar dari kamar
Dengan tatapan yang masih samar-samar
Kutemui bapak lagi santai menyeruput kopi
Dengan tampilan wajah penuh reflektif
Mentari pagi menyirami wajah bapak yang senja
Wajah bapak terukir sebuah makna hidup yang tak kunjung redup
Dengan tatapan yang masih samar-samar
Kutanyai soal surat warisan
Emak sengaja tak mendengarnya
Saudari-saudariku juga, seakan-akan mereka menutup telinga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!