Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tinggal di Rumah sambil Permainkan "Puasa", Bolehkah?

5 Mei 2020   07:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   07:50 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal di rumah sejak pandemi virus corona merebak di Indonesia telah menyita energi kita. Jika ada orang mengeluh bahwa tinggal di rumah membosankan,  itu pertanda bahwa orang tersebut belum bisa mengatur waktunya dengan baik. Hidupnya akan terasa hampa. 

Ia membiarkan waktu berlalu begitu saja hanya dengan berharap kapan pandemi virus corona akan berakhir. Emosinya pun akan terbawa-bawa dalam berbagai berita yang berseliweran di media sosial. Belum lagi berita-berita hoaks (hoax) yang menggiring opini dan emosinya untuk mempercayai suatu kebohongan.

Agar tidak membosankan, setiap orang bisa memanfaatkan kesempatan tinggal di rumah dengan berbagai kegiatan positif sesuai dengan situasi dan kondisinya. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, seperti membaca, menulis, merawat bunga, menbuat kerajinan tangan sederhana, melukis, menyulam, berolahraga, dan merawat rumah.

Salah satu bentuk kegiatan  adalah bermain kata-kata untuk memperluas perbendaharaan kosa kata. Ada orang memperluas perbendaharaan kosa katanya dengan mengisi teka teki silang (TTS) pada buku-buku TTS, pada majalah, surat kabar,  atau  melalui TTS di ponsel android. 

Selain TTS, kita dapat memperkaya kosa kata dengan metode langsung, yaitu mempelajari daftar kata dalam kamus, dan mempelajari bagian-bagian kata, seperti akar kata dan pengimbuhan (afiksasi). Di sini, saya  memeberi contoh memperluas kota kata dengan "mempermainkan" kata  [puasa].

Mengidentifikasi Kata

Saya mulai dengan  mengutak-atik, memecah-mecah kata [puasa]  dapat diutak-atik, dengan mempertimbangkan kemungkinan pecahan-pecahan itu  berbentuk morfem bebas atau kata.  Ternyata, satu kata [puasa] bisa  menurunkan 10 kata, yaitu: asa, aus, paus, puas, sapa, suap, sua, uap, usap, sapu.

Mengartikan Kata

Selanjutnya, saya mengartikan ke-10 kata tersebut dengan mencarinya  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Puasa artinya tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan dan minuman untuk periode tertentu.

  1. Asa artinya harapan, semangat.
  2. Aus artinya susut karena tergosok (kerap dipakai)
  3. Paus artinya ikan laut yang besar, tidak bernapas dengan insang, tetapi dengan paru-paru, termasuk binatang menyusui.
  4. Puas artinya merasa senang (lega, gembira, kenyang, dsb.) karena sudah terpenuhi hasrat hati.
  5. Sapa artinya perkataan untuk menegur (mengajak bercakap-cakap, dsb.)
  6. Sapu artinya alat rumah tangga dibuat dari ijuk (lidi, sabut, dsb.) Yang diikat menjadi berkas, diberi bertangkai untuk membersihkan debu, sampah, dsb.)
  7. Sua artinya bertemu, berjumpa
  8. Suap artinya (nasi) sebanyak yang dijumput dengan jari dan dimasukkan ke dalam mulut keyika makan; uang sogokan
  9. Uap artinya gas yang terjadi dari cairan (air dsb.) apabila dipanaskan; bentuk gas suatu zat
  10. Usap aryinya menghapus, menyeka, menyapu (keringat, air); mengelus-elus, membelai.

Menghubungkan Makna Kata dengan Konteks

Langkah berikutnya, saya menentukan mana di antara kata-kata turunan di atas memiliki korelasi makna (makna kontekstual) dengan makna kata puasa. Maka, saya  mendapatkan kata: asa, puas, sapa, sapu, sua, suap, usap.

  1. Asa. Seseorang yang berpuasa tentu mempunyai harapan luhur bahwa setelah genap masanya nanti, ia akan mendapatkan berkah. Ia akan dibersihkan dari noda dan dosa, dan lahir sebagai manusia baru.
  2. Puas. Seseorang yang sedang berpuasa akan merasa senang, merasa lega ketika ia berbuka puasa bersama orang-orang terdekatnya. Puas karena ia telah berhasil mengendalikan hawa nafsunya.
  3. Sapa. Tegur sapa sebagai sesama manusia selalu dijaga dengan baik. Menyapa mengekspresikan kesediaan seseorang untuk berkomunikasi; kesediaan untuk nembuka diri bagi suatu persahabatan dan persaudaraan.
  4. Sapu. Berpuasa merupakan kesempatan seseorang untuk membersihkan diri dari pola-pola hidup lama yang tidak berkenan di hadapan Allah. Ia membersihkan hati dan pikirannya dari kata-kata, pikiran, dan perbuatan kotor.
  5. Sua. Berpuasa merupakan keaempatan seseorang untuk keluar dari egonya untuk berjumpa dengan orang lain, terutama orang-orang kecil, fakir miskin. Dalam perjumpaan itu, ia boleh berbagi rezeki dengan mereka.
  6. Suap. Mungkin saja seseorang pernah atau sering mengambil jalan pintas untuk mencapai sesuatu dengan tindakan menyuap atau menyogok. Maka, puasa adalah kesempatan untuk menyadari kelemahan itu ke hadapan Allah, dan berniat untuk mennggapai tujuan dengan usaha kerja kerasnya sendiri.
  7. Usap. Dengan banyak memberi perhatian kepada sesama yang kekurangan (berupa makanan, pakaian, uang), seseorang telah meringankan, telah menghapus penderitaan sesama.

Kesimpulan

Tidak ada kata bosan dalam meliwati hari-hari tinggal di rumah karena Covid-19.  Kita bisa mengisi hari-hari ini  dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Salah satunya adalah dengan memperkaya perbendaharaan kata  sebagai modal dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun