Mengapa Jempol?
Sejak kapan kita menggunakan jempol untuk mengungkapkan perasaan kagum dan sejenisnya di atas, tak satu pun yang otahu pasti. Yang pastinya, jempol adalah karya agung Tuhan bagi manusia.
Pertanyaannya, mengapa jempol, bukan jari telunjuk atau jari lainnya?  Pertanyaan ini bisa dijawab jika kita  melihat persoalan jempol dalam relasi antarpersonal.Â
Mengangkat jempol menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain. Kita menghargai kelebihan orang lain. Dengan menghargai kelebihan, kita mengangkat martabatnya sebagai manusia. Kita menghargai dia sebagai manusia ciptaan Tuhan, sebagaimana Tuhan sendiri telah lebih dulu menghargai kita.
Sadarkah kita, posisi jempol ketika kita memuji keberhasilan orang lain? Jempol kita tegak berdiri. Bukan mengarah ke depan atau ke bawah. Jempol yang tegak berdiri dihayati sebagai relasi personal antara aku, sesama dan Tuhan.Â
Dengan mengakui kelebihan, atau keunggulan sesama, sesungguhnya kita pada saat yang sama mengakui kelebihan atau keunggulan Tuhan yang berkarya dalam diri sesama tersebut.
Alangkah mulianya jempol kita!.
Salam.
Paul Tukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H