Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia di Balik Jempol Kita

23 April 2020   20:41 Diperbarui: 23 April 2020   20:47 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Jempol?

Sejak kapan kita menggunakan jempol untuk mengungkapkan perasaan kagum dan sejenisnya di atas, tak satu pun yang otahu pasti. Yang pastinya, jempol adalah karya agung Tuhan bagi manusia.

Pertanyaannya, mengapa jempol, bukan jari telunjuk atau jari lainnya?  Pertanyaan ini bisa dijawab jika kita  melihat persoalan jempol dalam relasi antarpersonal. 

Mengangkat jempol menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain. Kita menghargai kelebihan orang lain. Dengan menghargai kelebihan, kita mengangkat martabatnya sebagai manusia. Kita menghargai dia sebagai manusia ciptaan Tuhan, sebagaimana Tuhan sendiri telah lebih dulu menghargai kita.

Sadarkah kita, posisi jempol ketika kita memuji keberhasilan orang lain? Jempol kita tegak berdiri. Bukan mengarah ke depan atau ke bawah. Jempol yang tegak berdiri dihayati sebagai relasi personal antara aku, sesama dan Tuhan. 

Dengan mengakui kelebihan, atau keunggulan sesama, sesungguhnya kita pada saat yang sama mengakui kelebihan atau keunggulan Tuhan yang berkarya dalam diri sesama tersebut.

Alangkah mulianya jempol kita!.

Salam.
Paul Tukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun