Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Senandung Doa Membuka Tabir

15 April 2020   07:38 Diperbarui: 15 April 2020   07:48 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pencipta segala

Tabir surya memancar di cakrawala

Bagai orkestra alami  tanpa pandu

Siul cicit burung seperti berlomba dan

Dari kejauhan berdendang suara-suara

Penyerumu dari bait-Mu yang suci

Mengumandangkan kebesaran-Mu.

Di hadapan kami

Kenisbian hari ini menganga.

Tawa, air mata kan merendai pengembaraan hari ini.  

Kami tidak kuasa menyangkal kan

Membalikkan badan, memutar haluan

Karena waktu kami bersandar pada waktu-Mu. 

Hanya satu yang kami miliki

Keyakinan teguh bahwa kenisbian ini

Kan mendapatkan ketegaran.

Keyakinan kami, bulat.

Tetap bulat.

Kami tidak sendirian.

Pencipta semesta,

Kami hanyalah setitik debu di

Telapak kaki-Mu. Namun, keegoan, kepura-puraan dan kesombongan 

bagai wabah merasuki kenisbian kami. 

Membiarkan iblis mendudukkan kami pada bubungan bait suci, 

lalu menjanjikan kekuasaan semu. 

Jangan biarkan iblis mengangkang di atas kepala kami

Hari ini.

Hati Tak Bertepi,

Dunia kami

Bangsa kami

Menjerit dalam cengkeraman wabah.

Ratap pedih bergema di cakrawala,

Kecemasan, ketakutan terus membengkak

Sambil berharap cemas, 

kapankah segalanya ini berlalu. Seberat inikah

Kuk terpapar ke pundak negara kami.

Tangan Maha Rahim

Julurkan tangan-Mu

Jamahlah hati-hati yang tengah merintih,

Lutut-lutut yang bertelut,

Bibir-bibir yang pasrah bergerak

Mengharapkan kerahiman-Mu pagi ini.

(Cakung, 1504020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun