7 Alasan Kecewanya Penggemar atas Pemecatan STY
Putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia masih berjalan. Posisi masih cukup aman untuk bisa berharap lolos pertama kalinya ke gelaran sepak bola paling akbar di seluruh bumi. Harapan masih cukup besar, usai menang atas Arab Saudi, public makin percaya bahwa ada dalam jalur yang baik pembinaannya.
Sayang, malah tiba-tiba keluar pernyataan pemecatan pelatih yang  sudah susah payah membangun kultur bermain dengan baik dan benar. Ya itulah Indonesia, kalau gak pro dan kontra seolah belum klimaks. Semua harus dijadikan polemik dan debat terus menerus.
Beberapa alasan kekecewaan itu   adalah;
Pertama, pola permainan dan cara bermain yang jelas. Dulu, selalu saja begitu-begitu saja, kalah sebelum bertanding, bahkan hanya di Kawasan regional Asia Tenggara. Lha kini menghadapi kelas Arab Saudi yang sering juara Piala Asia dan langganan masuk piala dunia saja bisa menang. Ini proses panjang dalam membangun timnas.
Pemilihan pemain, ini sumber pro dan kontra antara yang fanatik dengan pemain local atau mau membangun dengan pemain keturunan. Hal ini yang paling berisik, kek zaman pemerintahan yang lalu, ada oposan yang selalu teriak-teriak tanpa makna.
Kedua, mau memperbaiki teknik dasar, sebagaimana dikatakan STY, passing, menendang, dan cara menerima bola, dan itu seharusnya sudah jauh lebih awal dikuasai. Tugas pelatih SSB, bukan pelatih timnas. Toh STY melakukan itu, dan tidak mengeluh.
Ketiga, fans atau penggemar timnas lagi seneng-senengnya mendukung karena poin di atas, pertama, bahwa permainan para pemain terlihat ada pola yang baik dan menarik, tidak hanya mengumpan jauh ke depan tanpa arah.
Hal yang sudah cukup lama tidak lagi terlihat di tim sepak bola Indonesia. Sama juga dengan pola pembinaan bahkan sejak usia dini untuk memperkuat timnas yang sudah memperlihatkan bentuknya itu. Berkesinambungan yang selama ini belum terlihat.
Keempat, harapan baik itu menjadi pesimistis, ketika melihat realitas yang ada. Jangan-jangan akan Kembali ke setelan pabrik sebagaimana yang dulu-dulu. Salah oper, kalah sebelum bertanding.
Kelima, kata-kata Mourinho ketika mengawal Chelsea dan membantai Timnas Indonesia seharusnya menjadi perhatian, tidak ada kebanggaan pemain Indonesia ketika membela bangsanya dalam kelompok tim nasional. Semangatnya tidak ada. Hal ini diperkuat oleh salah satu pemain naturalisasi era itu yang mengatakan, sepakat dengan pernyatan Spesial One itu, rekan-rekannya malah cenderung ketemu pemain idolanya, dari pada bermain sebagai pemain negara.
Keenam, sikap mental ini juga berkaitan dengan cara makan para pemain. Bagaimana yang dulu-dulu sering terdengar bahwa pemain makan seperti bukan pemain professional. Padahal nutrisi itu sangat penting, sehingga tidak kehabisan energi ketika masih separo pertandingan. Â Â Â
Masa otot itu penting, pemain kuat dan tidak mudah jatuh saat berduel, bukan untuk main kasar lho ya, namun kuat dan ulet. Kemampuan ini harus dibangun bukan sesaat atau langsung jadi.
Kedisiplinan juga menjadi perhatian. Bagaimana pemain yang tidak menjawab panggilan dari negara akan dipanggil di lain kesempatan. Sikap tegas ini penting, karena pemain professional harus disiplin.
Ketujuh, waktu penghentian kerja sama. Harapan yang masih cukup tinggi untuk lolos piala dunia, eh malah diganti. Apakah bisa dengan cepat pelatih pengganti bisa menerapkan strategi dan cara moncer untuk bisa bermain bagus melawan tim yang masih ada. Peluang besar itu bisa malah sirna.
Ingat pengalaman Arab Saudi yang memecat pelatih sekelas Mancini hanya karena seri, eh penggantinya malah   keok di hadapan timnas Indonesia, yang di luar perkiraan mereka tentunya. Ngeri jika sampai kejadian itu yang terjadi dengan kesebelasan Indonesia.
Nasi sudah menjadi bubur, namun kog sulit rasanya untuk tetap optimis sebagaimana di tangan STY. Ya mau apalagi, toh penggemar dan pendukung tidak bisa apa-apa.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H