Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

7 Alasan Kekecewaan atas Pemecatan STY

6 Januari 2025   18:36 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:27 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
STY dan Timnas: Kompas.com

Kelima, kata-kata Mourinho ketika mengawal Chelsea dan membantai Timnas Indonesia seharusnya menjadi perhatian, tidak ada kebanggaan pemain Indonesia ketika membela bangsanya dalam kelompok tim nasional. Semangatnya tidak ada. Hal ini diperkuat oleh salah satu pemain naturalisasi era itu yang mengatakan, sepakat dengan pernyatan Spesial One itu, rekan-rekannya malah cenderung ketemu pemain idolanya, dari pada bermain sebagai pemain negara.

Keenam, sikap mental ini juga berkaitan dengan cara makan para pemain. Bagaimana yang dulu-dulu sering terdengar bahwa pemain makan seperti bukan pemain professional. Padahal nutrisi itu sangat penting, sehingga tidak kehabisan energi ketika masih separo pertandingan.     

Masa otot itu penting, pemain kuat dan tidak mudah jatuh saat berduel, bukan untuk main kasar lho ya, namun kuat dan ulet. Kemampuan ini harus dibangun bukan sesaat atau langsung jadi.

Kedisiplinan juga menjadi perhatian. Bagaimana pemain yang tidak menjawab panggilan dari negara akan dipanggil di lain kesempatan. Sikap tegas ini penting, karena pemain professional harus disiplin.

Ketujuh, waktu penghentian kerja sama. Harapan yang masih cukup tinggi untuk lolos piala dunia, eh malah diganti. Apakah bisa dengan cepat pelatih pengganti bisa menerapkan strategi dan cara moncer untuk bisa bermain bagus melawan tim yang masih ada. Peluang besar itu bisa malah sirna.

Ingat pengalaman Arab Saudi yang memecat pelatih sekelas Mancini hanya karena seri, eh penggantinya malah     keok di hadapan timnas Indonesia, yang di luar perkiraan mereka tentunya. Ngeri jika sampai kejadian itu yang terjadi dengan kesebelasan Indonesia.

Nasi sudah menjadi bubur, namun kog sulit rasanya untuk tetap optimis sebagaimana di tangan STY. Ya mau apalagi, toh penggemar dan pendukung tidak bisa apa-apa.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun