Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari AFF, Membaca Pembinaan Sepak Bola Asia Tenggara

11 Desember 2024   05:52 Diperbarui: 11 Desember 2024   05:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas di AFF. Kompas.com

Belajar dari AFF, Membaca Pembinaan Sepak Bola Asia Tenggara

Negara-negara di Asia Tenggara selama ini hanya menjadi penggembira dan tidak jarang menjadi lumbung gol ketika  beraksi di Asia apalagi bicara Piala Dunia. Saat ada yang lolos ke putaran ketiga seleksi piala dunia, dan itu baru tiga negara, yaitu Thailand, Vietnam, dan kali ini Indonesia. Masih sama, Thailand dan Vietnam di gelaran lebih awal hanya menjadi juru kunci. Saat ini, Indonesia lumayan, masih bertengger di posisi jauh lebih baik. Apalagi jika dibandingkan perolehan poin.

Para jiran ternyata ada  sedikit sensi dengan program yang diambil PSSI bersama Shin Tae Yong. Membaca komentar-komentar yang ada, sedikit banyak terlihat bahwa hal ini tidak cukup membanggakan bagi negeri tetangga, bahwa Indonesia masih melaju jauh di gelaran seleksi piala dunia.

Lebih parah lagi, saat di piala AFF ini menurunkan pemain-pemain relative muda, bukan tim yang masih bertanding untuk kelas piala dunia. Mereka, negeri tetangga ini banyak yang marah-marah, mengatakan meremehkan, pasti akan kalah karena hanya pemain muda, mentah, dan belum banyak pengalaman. Lebih menggelikan lagi, Ketika Malaysia mengatakan, bua tapa lolos putaran ketiga piala dunia jika belum pernah juara AFF.

Focus Pembinaan

Pembinaan itu harusnya berjenjang. Kelas regional seperti AFF ini, ya berbeda dengan yang bermain untuk Piala Asia apalagi dunia. Namanya berjenjang dan bertingkat. Pemain bisa memperoleh pengalaman yang memadai sesuai dengan tingkat persaingannya.

Bayangkan, jika pemain yang masih diharapkan bisa bicara lebih jauh di putaran piala dunia, terus ikut AFF, kemudian cidera, apa yang terjadi? Pemain, pengurus PSSI, dan juga Shin Tae Yong pasti paham bagaimana permainan di AFF itu. Bukti semalam, Ketika pemain andalan di AFF dan piala dunia kena tendangan bola ke kepala dengan keras dan langsung seperti itu.

Jika semua pemain yang harus juga main di putaran tiga cidera, malah semua tidak dapat apa-apa. Buat apa pembinaan jika demikian?

Harusnya, negeri-negeri Asia Tenggara ini sudah harus memiliki visi lebih besar. Bicara Piala Asia dan bahkan Piala Dunia, tidak sekadar longok-longok, penggembira, dan pasti juru kunci.

Katak dalam tempurung yang tidak membuat sepak bola di Asia Tenggara  kalah jauh dengan Timur Tengah dan juga Asia Timur yang langganan masuk dan juara Piala Asia. Di Piala Dunia pun bisa bicara banyak. Hal besar ini, tidak berkutat di AFF sampai main kayu dan keras bahkan kasar. Malu dilihat benua lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun