Simalakama Permintaan  Bahrain
Buntut pertandingan viral 90+6 menjadi 99 dan menahan seri Indonesia, belum juga berakhir. Padahal pertandingan sudah berganti dengan game lainnya, masih saja berkelanjutan. Usai pertandingan lain, kisah Bahrain versus Indonesia masih menelorkan drama babak baru.
Setelah MAP di Bahrain diganti oleh netizen Indonesia, mereka mengajukan pertandingan di tempat netral. Hal yang bisa menjadi simalakama. Mengapa?
Netizen Indonesia sangat "rajin" dalam merujak siapa saja yang dianggap ngawur. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi keberadaan timnas Indonesia sendiri. Permintaan Bahrain sangat mungkin dikabulkan FIFA dan AFC.
Desas-desus yang menuding AFC ada main bisa jadi beneran dan memindahkan pertandingan ke tempat lain. Ingat, mereka  bisa memperpanjang waktu sampai menciptakan gol dan pertandingan berakhir seri. Jika merunut dugaan ada main antara federasi dan wasit, hal yang sama  bisa terjadi.
Jika Indonesia bersikeras tidak mau pindah pertandingan dan tidak datang berarti akan diberi kekalahan 3-0. Malah merugikan timnas Indonesia sendiri. Mengapa sangat mungkin ada pemindahan tempat pertandingan?
Alasannya sangat jelas, keamanan pemain. Hal yang sangat dijaga federasi. Apalagi Oman dari mana wasit berasal juga sudah mengutuk keras perilaku ugal-ugalan warganet Indonesia. Berarti minimal ada kekuatan bagi Bahrain dalam mengajukan gugatan dan keberatan ini. Indonesia malah belum ada pembelaan sekuat ini.
Sekjend AFC yang berasal dari negeri serumpun Malaysia saja mempertanyakan protes Indonesia. Jika ini direspon dengan cara yang sama sebagaimana menyerang wasit Oman dan keberadaan pemain Bahrain, sangat mungkin malah makin menyudutkan keberadaan timnas Indonesia.
Kondisi yang makin berat, artinya serinya Bahrain itu bagi banyak pihak normal, sah, dan sudah tidak bisa diganggu gugat. Sudahlah, tatap saja pertandingan selanjutnya, itu jauh lebih penting. Ulah yang maaf kekanak-kanakkan ala warganet ini malah kontraproduktif bagi perkembangan timnas yang lagi bagus-bagusnya.
Berharap bahwa Bahrain tidak mau datang dan memperoleh kemenangan WO 3-0 bisa jadi malah sebaliknya. Ini berdasar dari analisis warganet sendiri. Mengatakan, bahwa AFC mafia, ketua AFC dari Bahrain, uang mereka tidak terbatas, dan sebagainya. Nah, sangat mungkin mereka malah bisa membuat keberadaan tim Indonesia yang kembali mendapatkan posisi sulit.
 Siap menang dan siap seri, pun siap kalah, itulah olah raga. Jika menuntut menang terus, keadilan versi sendiri, malah bisa runyam, apalagi dengan meneror pihak yang dituding tidak adil.
Tidak ada yang  salah dengan bermain medsos, namun tentu perlu bijak dan santun, itu yang jauh lebih penting. Teror yang dilakukan tidak membawa hasil apapun, toh pertandingan tidak bisa dibatalkan atau diulang.
Ketika pihak lain merasa ketakutan dan terancam, bukti jelas-jelas di depan mata, terpampang dengan sangat gamblang, malah membuat keadaan tidak lebih baik. Persoalan beralih ke media sosial yang bisa sangat bermanfaat bagi pihak lain.
Jika FIFA dan AFC mengabulkan permintaan Bahrain, malah Indonesia rugi dua kali. Sebaliknya, kalau mereka menolak, jangan sampai ketakutan Bahrain terbukti, yang membuat keadaan lebih buruk lagi.
Bagus sih netizen Indonesia, kek melawan penjajah saja gayanya. Sayang malah kontraproduktif ketika Bahrain memanfaatkan keadaan ini untuk keuntungan mereka. Harapan tiga poin bisa sirna.
Terima kasih dan salam
Susy Haryawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI