Gratifikasi atau Sponsor, Arogan atau Sopan, Sudut Pandang Kepentingan
Hari-hari ini sedang ramai pembicaraan mengenai kepergian Kaesang dan pasangannya ke Amrik. Mereka menumpang jet pribadi. Polemik muncul, pro kontra antara korupsi atau pemberian sponsor.  Namun artikel ini tak hendak membahas hal ini. Ada  hal yang identik, di mana polisi mendatangi seseorang yang sedang makan. Si polisi mengatakan yang didatangin tidak sopan karena diajak bicara sambil makan.
Mengapa menarik? Dalam video  singkat tersebut terlihat ada beberapa polisi mendatangi warung di mana ada yang sedang makan. Polisi itu tanya kepada si pemuda ini. Dijawablah sambil makan,  konteksnya polisi datang, ketika yang ditanyai ini sedang makan, bukan polisi bertanya ditinggal makan.
Lepas dari konteks secara utuh dan komprehensif, hanya sepenggal yang terjadi dalam video itu ada beberapa hal  yang menarik untuk dikupas. Mengapa?
Polisi mendatangi pemuda yang sedang makan. Wajar yang ditanyain tetap melangsungkan makannya, wong faktanya memang dia sedang makan, bukan aktifitas yang lain dan berganti makan, itu tidak sopan.
Tiba-tiba ada polwan yang meradang, dan merasa bahwa si pemuda tidak sopan karena ditanya rekan atau atasan si polwan, pemuda itu sambil makan. Lha memang mereka, polisi itu datang ke warung makan, dan yang ditanyain sedang makan. Lain jika ditanya malah pergi, ngeloyor nyari atau pesan makan dulu, dan tidak menjawab malah mengunyah dan berbunyi.
Malah dikatain tidak sopan. Â Padahal si polisi "mengintervensi" orang makan, apakahh itu juga sopan? Jangan-jangan juga tidak membawa surat tugas untuk ngapain ke sana.Â
Berandai-andai si pemuda itu baru makan, kelaparan belum makan cukup lama, karena takut kemudian pingsan apa yang akan terjadi? Apakah terpikirkan oleh si polisi?
Sependek melihat tayangan, kog tidak ada "masalah" sebelumnya, atau pengantar mengapa polisi datang ke tempat itu. Mengulik sebelum  menulis, ada klarifikasi dari pihak  kepolisian, konon mereka datang untuk menegur orang-orang yang lagi minum miras di sana. Salah satunya membuang puntung rokok ke arah petugas.
Menjawab tanggapan ini, berdasar tayangan tersebut, cukup aneh. Jika memang bersalah, berani melempar puntung rokok, orang itu  tidak akan berani bersikap cuek dan makan. Terlihat dari tangannya yang masuk ke antara paha ketika "digertak" polwan bahwa ia tidak sopan. Perilaku yang bertolak belakang dengan pernyataan lain. Mana berani  ditegor polisi, melempar puntung rokok, tapi sesopan itu dengan tanda menempatkan tangan di antara kaki. Plus mengatakan bahwa Tuhan yang akan membalaskan perilaku yang ia terima.