Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Membangun Timnas Tanpa Liga yang Baik ala STY

27 Maret 2024   13:55 Diperbarui: 29 Maret 2024   15:00 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong pada laga Indonesia vs Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (21/3/2026). (KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra)

Liga yang jalan di tempat, toh mereka tidak juga berusaha memperbaiki dengan mendasar, lihat komentar STY soal passing timnas. Atau stamina, mereka diam seribu bahasa.

Habit Pebola

Ini sebuah hal yang mendasar. Pola makan sehat, berkali ulang terlontar bagaimana pemain makan produk yang tidak layak untuk pemain bola. Hal ini jelas  mengenai habit, kebiasaan, pola sehat yang memang tidak ada. Ditegur malah omong HAM, koplak akut.

Passing, STY mengeluh bagaimana passing saja ngaco, sekelas timnas, bukan tugas STY, namun itu SSB. Bagaimana pemain yang berangkat dari talenta baik karena dilatih dengan ala kadarnya jadi bubar.

Disiplin. STY membandingkan kebiasaan pemain bola lain siap dalam hitungan satu digit ketika ganti dan turun ke lapangan. Pemain di Indonesia lebih dari 15 menit dan itu perlu empat tahun untuk mengubahnya. Bisa dibayangkan, bagaimana mereka di klub, dan ini berkaitan dengan liga.

Liga Ingar-bingar Tanpa Prestasi

Ingar-bingar mengenai sensasi bukan prestasi. Ingat ada klub yang dihukum namun dicabut lagi, padahal menewaskan banyak penonton. 

Ada pula pemain dengan bayaran luar biasa, padahal permainannya juga biasa saja. Atau pemilik klub yang berasal dari pesohor, atau politikus, lagi-lagi malah petualang.   

Mengenai peraturan, disiplin diri, dan penghargaan pada pemain, perangkat pertandingan, sering sangat lemah. Hal ini seolah tidak menjadi pertimbangan pengurus liga dan juga federasi.

Liga Jepang belajar dari liga di sini, sekarang posisi peringkat Jepang jauh dari posisi tim Indonesia. Mereka serius membangun sepak bola, bukan sekadar sensasi dan riuh rendah tanpa makna.

STY Hadir

Target paling gampang jelas pastinya adalah capaian, prestasi, atau minimal piala atau lolos tahap tertentu. 

Nah, dalam tanda tangan kontrak juga demikian, federasi pastinya minta jaminan prestasi. Tapi dengan jelas, STY mestinya tahu apa yang terjadi dalam perjuangannya membentuk timnas yang bisa bicara banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun