Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Ngundhuh Wohing Pakarti?

2 September 2023   08:16 Diperbarui: 2 September 2023   09:57 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Jokowi itu lagi bekerja Pak, biarlah beliau melakukan yang bisa, nanti panjenengan ada masanya lagi jika rakyat masih percaya, begitu saja. Toh dulu juga sudah sebagaimana panjenengan nyatakan, 10 tahun memimpin.

Ketujuh, sama persis dulu ketika 2016 mau menyasar Ahok demi kemenangan AHY, Pak Beye mengadakan konpres dan mengatakan istana takut demo dan sampai lebaran kuda, demo tidak akan bisa ditolak. Padahal beliau sendiri marah ketika ada demo. Mosok lupa.

Kedelapan. Bagaimana perasaan Bu Sri Mulyani ketika "dibuang" menjadi pejabat di bank dunia? apakah beliau tanya perasaan menkeunya itu, atau hanya memikirkan kepentingannya sendiri saja?   Tentu Pak Beye sendiri yang pirsa perasaannya dan pemikirannya itu.

Kesembilan, sering merasa diri menjadi korban, merasa diri bahwa orang lain, pihak lain, dan juga parpol lain tidak suka pada Demokrat, AHY, SBY, dan lingkarannya. Ini ada apa sih? Semua partai juga sama, bersaing, berkompetisi, dan semua juga merasakan dan mengalami yang sama. Toh tidak juga seribet dan seribut Pak Beye.

Nah, sebenarnya sederhana kog, apa yang kudu Demokrat lakukan adalah,

Lakukan saja bagiannya, besarkan partai dan bisa menang  tanpa kudu tergantung pada siapapun. Kek PDI-Perjuangan, yang bisa maju dengan atau tanpa kawan di dalam koalisi. Kan sederhana, tidak perlu merasa ditinggalkan dan meninggalkan. Besarkan partai sehinga mandiri, lah sekarang partai relatif kecil jadi harus bertiga, bukan sorangan bae.

Miliki kader, atau anak, atau siapapun lah  yang mumpuni, berjiwa besar, sehingga mampu mengarungi bahtera berpolitik yang sangat keras. Mengerikan lho berpolitik itu, jika baperan, tidak kuat mental, jadinya melow, tantrum, dan merasa dunia tidak adil. Jika bisa demikian, mau apapun pihak lain kan santai bro, jalanin saja.

Cak Imin kan mengalami yang sama, ditinggalkan Prabowo, dan dia cerdik melompat ke partai lain dan dapat job gede. Sesederhana itu, berhenti mengeluh, merasa terkhianati, move on lah, dan bangun komunikasi yang lebih baik, melaju ke depan. Pilih strategi baru yang lebih oke. Benar, kata-katanya bahwa tidak bisa dipercaya, cari yang bisa dipercaya, dan jaga juga kepercayaan itu jangan ditinggalkan sendiri.

Berhenti meratap dan tatap masa depan. Masih panjang proses, perjuangan, dan dharma bakti untuk siapa saja. Toh pilpres bukan satu-satunya ladang pengabdian. Masih banyak jalan dan cara untuk berbuat bagi bangsa dan negara.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun